(Vibizmedia – Gaya Hidup) Suku Masai adalah kelompok etnis Afrika yang memiliki pola hidup semi-nomaden. Mereka tinggal di sebagian besar wilayah Kenya dan Tanzania di Afrika Timur. Mereka bertempat tinggal dekat dengan cagar alam dan taman nasional di Afrika Timur.
Populasi Suku Maasai mencapai 900.000 jiwa. Suku ini berbicara dalam bahasa Maasai (Maa).
Kehidupan mereka adalah sebagai penggembala dan biasa menggembalakan ternak seperti sapi dan kambing. Gaya hidup tradisional masyarakat Maasai terkonsentrasi pada ternak yang merupakan sumber makanan utama.
Di antara suku Maasai dan beberapa kelompok etnis Afrika lainnya, ukuran kekayaan seseorang diukur dari jumlah anak dan ternak. Semakin banyak semakin baik. Orang yang mempunyai banyak ternak tetapi tidak banyak anak dianggap miskin, begitu pula sebaliknya. Mitos Maasai mengatakan bahwa Tuhan memberi mereka semua ternak di bumi.
Suku Masai memiliki banyak keunikan yang membedakan mereka dari suku-suku lain di Afrika.
Berikut adalah beberapa keunikan suku Masai:
1. Suku Masai terkenal dengan pakaian tradisional mereka yang mencolok. Pria sering mengenakan “shuka” yaitu selimut berwarna cerah yang dililitkan di sekitar tubuh. Sedangkan wanita memakai “kanga” yaitu kain besar yang dililitkan di tubuh mereka. Pakaian mereka sering didekorasi dengan koral, manik-manik, dan motif geometris yang rumit.
2. Suku Masai memiliki tarian Adumu yang dilakukan oleh para pria Masai dan merupakan tarian penting. Tarian ini melibatkan lompatan tinggi yang spektakuler dan menggambarkan kecakapan fisik dan keberanian pria Masai. Tarian ini juga digunakan sebagai cara untuk memikat pasangan dan menunjukkan kekuatan mereka.
Secara tradisional, musik Maasai terdiri dari ritme yang dibawakan oleh paduan suara vokalis yang menyanyikan harmoni, sementara olaranyani (pemimpin lagu) menyanyikan melodinya. Para olaranyani biasanya adalah orang yang paling pandai menyanyikan lagu itu. Olaranyani mulai menyanyikan namba dari sebuah lagu dan kelompok tersebut menanggapi dengan satu panggilan bulat sebagai pengakuan. Para wanita membacakan lagu pengantar tidur, menyenandungkan lagu, dan menyanyikan musik yang memuji putra mereka.
Salah satu pengecualian terhadap kreasi vokal musik Maasai adalah fungsi terompet Kudu Besar untuk memanggil moran (inisiat) untuk upacara Eunoto (upacara kedewasaan). Upacara biasanya berlangsung sepuluh hari atau lebih. Dan menyanyi dan menari di sekitar manyatta melibatkan rayuan.
Laki-laki muda akan berbaris dan menyanyi dan perempuan berdiri di depan mereka dan bernyanyi sebagai tandingan dari mereka. Musisi Hip Hop kontemporer dari Tanzania utara kini memasukkan ritme, nyanyian, dan ketukan tradisional Maasai ke dalam musik mereka.
3. Suku Masai adalah suku peternak yang menggantungkan hidup mereka pada pemeliharaan ternak. Mereka menggembalakan ternak seperti sapi, kambing, dan domba. Ternak dianggap sebagai simbol kekayaan dan status sosial dalam budaya Masai.
4. Suku Masai memiliki berbagai upacara peralihan yang menandai langkah penting dalam kehidupan individu, seperti upacara inisiasi untuk remaja laki-laki. Upacara ini melibatkan ujian keberanian dan penerimaan dalam masyarakat dewasa Masai.
5. Rumah adat suku Masai disebut “Manyatta”. Rumah ini biasanya terbuat dari cabang-cabang pohon, jerami, dan kotoran sapi. Manyatta ini dirancang untuk dapat dengan mudah dibongkar dan dipindahkan, sesuai dengan gaya hidup nomaden suku Masai.Biasa dibangun oleh perempuan.Para pria membangun pagar disekeliling rumah mereka dengan tujuan melindungi ternak mereka.
6. Suku Masai mempraktikkan agama tradisional yang melibatkan penyembahan roh nenek moyang dan alam. Mereka percaya bahwa alam memiliki kekuatan dan energi khusus dan menjunjung tinggi hubungan mereka dengan alam.
7. Suku Masai memiliki tradisi pemotongan sunat yang dilakukan pada pria muda sebagai simbol peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Suku Maasai juga memiliki kebiasaan meminum darah dan berburu singa sebagai adat istiadat yang diturunkan dari nenek moyang. Darah yang diminum adalah darah hewan agar kekebalan tubuh mereka meningkat. Kemudian tradisi berburu singa dilakukan sebagai tanda bahwa seorang laki-laki sudah dewasa
8. Suku Masai umumnya menganut sistem pernikahan poligami di mana seorang pria dapat memiliki beberapa istri.
9. Mereka menghindari makanan seperti babi, anjing, kura-kura, dan hewan lain yang dianggap tidak layak atau haram. Suku Masai cenderung menjadi penggembala dan hidup dekat dengan hewan-hewan ternak mereka, seperti sapi, kambing, dan domba, sehingga daging dari hewan-hewan tersebut menjadi makanan utama mereka.
10. Suku Masai tidak mengonsumsi alkohol, karena mereka percaya bahwa alkohol dapat menghilangkan kendali diri dan mengganggu kehidupan mereka yang berpegang teguh pada tradisi dan kebiasaan mereka.
11. Suku Masai cenderung menghindari makanan yang diproses secara modern, seperti makanan instan, makanan cepat saji, dan soda. Mereka lebih condong pada makanan yang alami dan segar, seperti daging, susu, dan produk-produk alami lainnya.
Suku Maasai melakukan hubungan dengan dunia luar dengan cara ea menjual produk-produk kerajinan mereka seperti sandal, dompet, tali pinggang. Mereka juga ramah dengan orang luar.
Keunikan-keunikan ini merupakan sebagian kecil dari budaya yang kaya dan warisan suku Masai. Hal ini menggambarkan kedalaman dan keindahan tradisi serta kehidupan mereka yang unik.
Suku Masai telah beradaptasi dengan dunia modern, tetapi masih mempertahankan warisan budaya mereka dengan bangga. Mereka berjuang untuk melindungi lahan mereka dan memelihara tradisi mereka meskipun tekanan dari perkembangan modern.