(Vibizmedia – Banking & Insurance) – Hari ini Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%.
Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking. Yaitu untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Fokus kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar Rupiah dan menarik aliran masuk modal asing. Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (21/8/2024). Yaitu pasca pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di Rp15.480/US$, melemah 0,32% dari harga penutupan kemarin, Selasa (20/8/2024).
Pelemahan ini memutus tren penguatan rupiah yang telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Meskipun rupiah pada hari ini melemah, tetapi BI menyakini rupiah masih tetap akan melanjutkan tren penguatan. Ini seiring dengan terbukanya peluang pemangkasan suku bunga BI pada kuartal IV mendatang.
“Kami masih tetap akan melihat ruang terbuka bagi penurunan BI rate pada kuartal IV,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/8/2024)
Menurut Perry, Rupiah masih akan cenderung menguat kenapa? Karena masuknya investasi asing dalam portfolio melalui instrumen pro-market, SBRI, SBN dan saham.
Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fundamental, dimana inflasi menurun, komitmen BI agar Rupiah menguat karena penguatan Rupiah baik untuk perekonomian Indonesia.
Rupiah yang menguat membuat harga lebih murah, dan ini akan mendukung inflasi rendah, khususnya imported inflation. Dengan imported inflation yang rendah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Penguatan Rupiah akan meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi termasuk sektor yang menciptakan lapangan kerja. Penguatan Rupiah juga bagus untuk stabilitas keuangan perbankan.
Ke depan, nilai tukar Rupiah diprakirakan bergerak stabil dalam kecenderungan menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi.
Dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta komitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah. Hal ini yang kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting