Perkeretaapian Indonesia Berkembang Pesat

0
186
ASEAN Railway CEO Conference ke-44
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri ASEAN Railway CEO Conference ke-44 di Bandung, Jawa Barat, pada Selasa, 3 September 2024. FOTO: KEMENHUB

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai perkembangan perkeretaapian di Indonesia berkembang pesat.

“Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk bergabung dengan para pembicara terhormat lainnya untuk berbagi pandangan saya mengenai tema yang sangat tepat waktu dan relevan bagi sektor perkeretaapian kita tercinta ini. Kita semua berharap dapat memperoleh masukan yang sangat berharga dan mudah-mudahan kita dapat saling berbagi wawasan pada hari ini,” ungkap Menteri Budi Karya Sumadi saat bersama CEO PT KAI (Persero) dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin membuka ASEAN Railway CEO Conference ke-44 di Bandung, pada Selasa, 3 September 2024.

Saat ini, lanjut Budi Karya, Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan di sektor perkeretaapian dengan beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh.

Terkait perkeretaapian perkotaan, Indonesia tengah berupaya memperluas jaringan MRT kita dengan pembangunan yang sedang berlangsung ditambah LRT Jabodebek, dan yang terbaru adalah Autonomous Rail Transit di Nusantara sebagai Ibu Kota Negara berikutnya.

Jalur-jalur ini, kata dia, akan melengkapi jaringan kereta api perkotaan yang ada di Jakarta dan diharapkan dapat menjadi solusi yang sangat baik bagi mobilitas masyarakat.

“Saya sangat yakin bahwa pembangunan sektor perkeretaapian kita masih berada di jalur yang tepat menuju masa depan yang gemilang. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan momentum kesempatan hari ini untuk membina kerja sama dan membangun hubungan yang lebih erat guna meningkatkan hal ini,” kata Budi Karya.

Diketahui, konferensi perubahan iklim 2023 (COP28), menandai titik balik bagi Asia Tenggara, dengan hampir seluruh negara ASEAN berkomitmen terhadap net zero emission yang mencakup 91 persen keluaran karbon di wilayah tersebut, yang untuk perkeretaapian, hal ini diterjemahkan menjadi sebuah urgensi untuk menyelaraskan operasi dengan tujuan tersebut.