2600 Startup Aktif, Indonesia Peringkat ke-6 Terbanyak di Dunia

0
150
Startup Indonesia
Ilustrasi Startup Indonesia

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini, Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan ekosistem startup yang paling dinamis di dunia.

Menurutnya, dari sisi jumlah startup, terdapat lebih dari 2600 startup yang aktif, ini sekaligus menempatkan Indonesia di peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah startup terbanyak.

Untuk itu, dirinya menekankan perlunya dukungan dan kolaborasi dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia, dan berbagai lembaga pendidikan dalam membangun kapasitas sumber daya manusia serta menciptakan inovasi yang berdaya saing.

“Kita lihat di banyak negara bahwa ekosistem mereka (startup) sangat terbuka bagi kita untuk memanfaatkannya, kita sudah kerja sama dengan DBS Singapura, dengan Australia, Belanda, Korea Selatan, dan lainnya untuk mendorong lebih banyak startup Indonesia go internasional,” terang Teten dalam keterangannya, pada Selasa, 17 September 2024.

Menteri Teten beserta jajaran KemenkopUKM telah membuka komunikasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengkomersialisasi hasil riset dari para akademisi atau profesional.

Hal ini dapat menjadi peluang bagi para startup untuk dapat melanjutkan hasil riset tersebut menjadi produk yang siap dipasarkan.

“Jadi para startup harus paham dulu bahwa bisnis yang mau dijalankan apa sehingga teknologi digitalnya harus mengikuti bisnisnya, bukan sebaliknya,” jelas Teten.

Sampai dengan bulan September 2024 ini, KemenKopUKM telah berhasil melakukan pendampingan akselerasi dan inkubasi kepada 713 startup.

Teten juga menyatakan bahwa pihaknya telah menjalankan program Startup Go Global, yang melibatkan 7 Lembaga Inkubator dan 11 Startup yang diikutsertakan dalam short course dan study visit ke Belanda dan Australia.

“Para startup ini kita harapkan menjadi enterpreneur kelas dunia yang ke depan mampu melahirkan sumber pertumbuhan baru dan sumber ekonomi baru,” ungkap Teten.