Peningkatan Permintaan Domestik Dorong Kinerja Industri Nasional

0
147

(Vibizmedia – Jakarta) Sebanyak 75 persen produk industri manufaktur dalam negeri dipasarkan di pasar domestik, dengan perbandingan orientasi pasar domestik dan ekspor sebesar 75:25. Berdasarkan analisis Tim Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Kementerian Perindustrian, kinerja industri manufaktur, yang secara keseluruhan masih mencatat ekspansi meskipun di tengah ketidakstabilan global, sangat bergantung pada stabilitas ekonomi dan daya beli dalam negeri.

Pada November 2024, nilai IKI tercatat sebesar 52,95, menunjukkan ekspansi yang meningkat 0,20 poin dari Oktober 2024 dan 0,52 poin dibandingkan November tahun sebelumnya. Menurut Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, peningkatan ini didukung ekspansi di 21 subsektor yang memberikan kontribusi sebesar 99,3 persen terhadap PDB industri manufaktur nonmigas triwulan II 2024.

Peningkatan IKI November dipengaruhi oleh peningkatan indeks pesanan baru sebesar 2,58 poin menjadi 54,2, meskipun indeks persediaan turun 1,18 poin menjadi 54,68, dan indeks produksi kembali mengalami kontraksi sebesar 2,84 poin menjadi 49,72. Kontraksi produksi ini disebabkan oleh apresiasi dolar AS terhadap rupiah, yang memicu kenaikan harga bahan baku impor sementara produk dijual dalam rupiah.

Peningkatan nilai IKI juga mendapat dukungan dari respons positif terhadap program pemerintah seperti hilirisasi industri dan pemberian makanan bergizi gratis. Namun, industri berorientasi ekspor menghadapi tantangan berupa pelemahan permintaan di pasar global.

Beberapa subsektor mengalami ekspansi signifikan, seperti industri peralatan listrik, minuman, dan pencetakan serta media reproduksi. Proyek akhir tahun PLN dan pengadaan pengisi daya baterai kendaraan listrik mendukung industri peralatan listrik, sementara persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Natal, dan Tahun Baru mendukung peningkatan pada industri minuman dan pencetakan. Sebaliknya, subsektor seperti industri pengolahan lainnya serta reparasi dan pemasangan mesin mencatat kontraksi, terutama akibat perlambatan ekspor dan efisiensi domestik.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa industri berorientasi domestik memiliki nilai IKI lebih tinggi (53,33) dibandingkan yang berorientasi ekspor (52,39). Ekspansi subsektor berorientasi domestik didukung oleh 20 subsektor, sementara subsektor seperti industri pengolahan tembakau mengalami kontraksi, terutama karena meningkatnya peredaran rokok ilegal.

Febri menyebutkan bahwa kenaikan IKI November 2024 mencerminkan peningkatan permintaan domestik yang cukup signifikan, didukung program pemerintah dan optimisme terhadap pemerintahan baru. Meskipun demikian, perlambatan ekonomi domestik juga dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan situasi politik di Amerika Serikat. Produsen cenderung menahan produksi sambil menunggu kebijakan presiden AS terpilih.

Untuk menjaga dominasi produk dalam negeri di pasar domestik, Kemenperin mendorong koordinasi lintas kementerian untuk menerapkan kebijakan pro-industri, termasuk pembatasan impor produk jadi sebagai langkah perlindungan bagi industri nasional.