IHSG Dibuka Menguat 0,48% ke 8.082,45, IHSG Diperkirakan Rebound

0
181
IHSG Dibuka Menguat 0,48% ke 8.082,45, IHSG Diperkirakan Rebound

 

(Vibizmedia– Economy & Business) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (2/10/2025). Mengutip data RTI pukul 09.15 WIB, IHSG naik 0,48% atau 38,63 poin ke level 8.082,45.

Berdasarkan pengamatan terdapat 271 saham menguat, 215 saham melemah, dan 175 saham stagnan. Total volume perdagangan tercatat 6,6 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,56 triliun.

Laju IHSG pagi ini ditopang oleh sembilan indeks sektoral. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi yaitu: IDX-Industry naik 1,18%, IDX-Finance naik 0,91%, IDX-Property naik 0,89%

Tiga emiten saham yang mengalami kenaikan tertinggi adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang naik 8% ke Rp 675. Diikuti PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang naik 7,44% ke Rp 2.310 dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 3,27% ke Rp 3.160.

Menurut Analis Vibiz Research Center , pasar keuangan diperkirakan akan kembali volatile, IHSG diperkirakan akan rebound usai dua hari melemah. Banyaknya kabar positif baik dari dalam dan luar negeri mampu mendorong investor asing kembali ke emerging market salah satunya Indonesia.

Sejumlah kabar lain yang ikut menjadi sentimen perdagangan hari ini termasuk aktivitas manufaktur. Dan inflasi RI hingga shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS).

Aktivitas manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansi di September meskipun sangat tipis

Data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis S&P Global pada Rabu (1/10/2025) menunjukkan PMI manufaktur Indonesia ada di 50,4 di September. Angka ini turun dibandingkan 51,5 pada Agustus 2025. Meski turun PMI masih berada di zona ekspansi selama dua bulan beruntun.

Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kembali terjadinya tekanan inflasi pada September 2025 sebesar 0,21% dari bulan sebelumnya deflasi 0,08%.

Tekanan harga pada bulan itu utamanya disebabkan kenaikan harga untuk kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.  Yang mengalami tekanan inflasi 0,38% (mtm) dengan andil menjadi yang terbesar yakni 0,11%.

Lalu Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat nilai surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 5,49 miliar pada Agustus 2025.

Adapun sentimen global datang dari pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengalami government shutdown pada Rabu (1/10/2025) pukul 00:00 waktu setempat. Hal ini terjadi setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan pendanaan.

Kebuntuan politik antara pemerintahan yang dipimpin Donald Trump dari Partai Republik ini dengan oposisi dari Demokrat membuat anggaran sementara yang diajukan tidak dapat lolos.

Penutupan pemerintah AS ini bukan hanya akan berdampak bagi ratusan ribu pekerja pemerintahan di AS, tetapi juga akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan AS maupun global.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting