Investasi di Sektor Manufaktur Naik 44,7% di Kuartal I-2020

0
597
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. FOTO: KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan penanaman modal sektor manufaktur di Tanah Air sebesar Rp64 triliun atau naik 44,7% dibanding capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp44,2 triliun.

“Pada kuartal I tahun 2020 ini, nilai investasi industri manufaktur memberikan kontribusi yang signifikan, hingga 30,4% dari total investasi keseluruhan sektor Rp210,7 triliun,” jelas Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Senin 27 April 2020.

Agus mengatakan nilai investasi sektor industri manufaktur pada periode triwulan I-2020 berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp19,8 triliun, serta penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp44,2 triliun. Jumlah tersebut melonjak dibanding perolehan pada periode yang sama tahun lalu, yakni PMDN sebesar Rp16,1 triliun dan PMA sebesar Rp28,1 triliun.

Kontributor sektor manufaktur bersumber dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp24,54 triliun, industri makanan Rp11,61 triliun, industri kimia dan farmasi Rp9,83 triliun, industri mineral non logam Rp4,34 triliun, serta industri karet dan plastik Rp3,03 triliun.

Selanjutnya, nilai investasi industri kertas dan percetakan sebesar Rp2,99 triliun, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp2,14 triliun, serta industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam Rp1,99 triliun.

Untuk itu, pihaknya fokus mendorong agar industri manufaktur tetap bergerak dalam memacu roda perekonomian nasional. Namun demikian, dalam kondisi saat ini, Kementerian Perindustrian menekankan kepada sektor industri terhadap pentingnya upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan mentaati protokol kesehatan. “Dua sisi itu harus sejalan,” tegasnya.

Sebelum terjadi pandemi Covid-19, industri pengolahan di tanah air masih menunjukkan gairah yang positif. Hal ini tercermin pada capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang dirilis oleh IHS Markit, pada Februari tahun 2020 berada di posisi 51,9 atau tertinggi sejak tahun 2005.

“Kami optimistis, dengan melakukan upaya mitigasi atau menerbitkan kebijakan-kebijakan strategis pada masa pandemi Covid-19 ini, tidak mustahil bahwa Indonesia sebelum tahun 2030 sudah bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia,” terang Agus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here