Harapan bagi Penderita COVID-19 dengan Komorbid: RegkironaTM

0
693
Ilustrasi antibodi monoklonal (Foto: Wikipedia)

(Vibizmedia – Health) Kini bertambah lagi obat untuk COVID-19 dari golongan antibodi monoklonal. Obat baru RegkironaTM diklaim efektif untuk penderita COVID-19 dengan komorbid.  Sebagaimana kita tahu, bila ada komorbid atau penyakit penyerta maka COVID-19 dapat menjadi lebih parah, khususnya di hari ke-28.

Yang dimaksud dengan antibodi monoklonal adalah versi sintetis dari antibodi tubuh yang diproduksi di laboratorium dan dirancang untuk memulihkan, meniru, menghambat, atau meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Antibodi monoklonal  sudah digunakan untuk melawan penyakit seperti kanker, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis dan kini digunakan untuk terapi COVID-19.

Obat buatan Celltrion Healthcare,  perusahaan farmasi terkemuka Korea Selatan ini European Medicines Agency (EMA) juga telah memberikan review positif untuk penggunaan Regdanvimab sebagai pengobatan untuk pasien COVID-19 yang berisiko tinggi mengalami gejala parah. Diikuti oleh Indonesia  juga telah memberikan Emergency Use Approval pada Regdanvimab yang memiliki nama lain CT P-59 dan nama dagang RegkironaTM. Lisensi eksklusif diberikan kepada Dexa Group (Dexa Medica) dan telah dilakukan press conference pada 31 Juli 2021.

Dr. Raymond Tjandrawinata Direktur Pengembangan Bisnis dan Ilmiah PT Dexa Medica di Jakarta pada Sabtu, 31 Juli 2021 mengatakan bahwa Regdanvimab adalah yang pengobatan antibodi monoklonal yang pertama di Indonesia yang diindikasikan untuk pengobatan SARS-COV-2.  Regdanvimab mengklaim bahwa  pengobatan antibodi monoklonal ini mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian terkait COVID-19 sebesar 70%-72%, dimana keparahan biasanya terjadi di hari ke-28.  Waktu pemulihan klinis dengan terapi antibodi monoklonal ini menjadi jauh lebih singkat dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima pengobatan standar COVID-19. Yaitu 4,7 hari lebih cepat untuk pasien yang berisiko tinggi berkembang menjadi COVID-19 parah -19 dan 4,9 hari lebih cepat untuk semua pasien.

Dr. Raymond pada  press release Dexagroup,  menjelaskan bahwa dari studi pra-klinis in vivo menunjukkan efektivitas Regdanvimab terhadap varian Delta, Beta,  Gamma dan  menunjukkan kemampuan penetralan yang kuat terhadap varian Lambda dalam studi uji pseudovirus berbasis sel yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH), Amerika Serikat.

Apakah terapi antibodi monoklonal ini dapat digunakan juga sebagai preventif (pencegahan) bagi mereka yang tidak sakit? Prof. Nidom dari PNF Foundation menjelaskan bahwa kemungkinan untuk itu ada, namun akan memerlukan penelitian lebih lanjut. Yang jelas untuk saat ini lebih tepat untuk digunakan sebagai terapi bagi mereka yang terkonfirmasi terinfeksi SARS-COV-2.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here