PMI Manufaktur Indonesia Berpotensi Meningkat Jika Relaksasi Impor Produk Jadi Dihentikan

0
285

(Vibizmedia – Jakarta) Aktivitas industri manufaktur di Indonesia pada awal 2025 menunjukkan tren positif, yang tercermin dari kenaikan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis S&P Global, PMI manufaktur Indonesia untuk Januari mencapai 51,9, meningkat dari 51,2 pada bulan sebelumnya, sekaligus menjadi angka tertinggi sejak Mei 2024.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, menyatakan bahwa peningkatan ini mencerminkan optimisme para pelaku industri dalam menjalankan usahanya di awal tahun. Tren ini juga ditandai dengan meningkatnya pembelian bahan baku untuk memenuhi lonjakan permintaan pasar dalam beberapa bulan ke depan.

Laporan S&P Global menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas produksi telah mendorong sejumlah perusahaan menambah jumlah tenaga kerja pada Januari, yang berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru. Kementerian Perindustrian menilai bahwa jika kebijakan relaksasi impor produk jadi dicabut dan strategi pro-bisnis diterapkan, PMI manufaktur Indonesia dapat meningkat lebih signifikan.

Selain itu, pemerintah terus mendorong kebijakan seperti perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), penguatan P3DN, evaluasi kebijakan impor, serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga pasokan bahan baku, meningkatkan investasi dan ekspor, serta memperkuat daya saing industri manufaktur nasional.

Kementerian Perindustrian juga menegaskan komitmennya dalam menjalankan kebijakan hilirisasi industri, yang sejalan dengan misi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sektor industri manufaktur sendiri telah mencatat kinerja positif sepanjang 2024, dengan ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai USD196,54 miliar atau berkontribusi 74,25 persen terhadap total ekspor nasional.

Di tingkat global, PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2025 lebih tinggi dibandingkan beberapa negara seperti Taiwan, Korea Selatan, China, Amerika Serikat, Thailand, dan Jepang. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara di ASEAN yang mencatat kenaikan ekspansif PMI manufaktur dibandingkan Desember 2024.

Paul Smith, Economics Director S&P Global Market Intelligence, menilai bahwa ekspansi sektor manufaktur Indonesia pada awal tahun ini didukung oleh kenaikan output secara bersamaan serta meningkatnya kepercayaan pelaku industri terhadap kondisi pasar di masa mendatang. Optimisme ini juga mendorong perusahaan untuk meningkatkan aktivitas produksi, perekrutan tenaga kerja, serta menambah inventaris bahan baku.