Menperin dan Mentrans Teken MoU Perkuat Hilirisasi Industri di Kawasan Transmigrasi

0
132
Nota Kesepahaman Strategis
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menandatangani Nota Kesepahaman strategis yang disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono. Penandatanganan MoU ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi antara pengembangan industri dengan program transmigrasi. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) strategis untuk memperkuat sinergi pengembangan industri dengan program transmigrasi. Penandatanganan tersebut turut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, di Jakarta, Jumat (26/9).

Menperin Agus menjelaskan, kerja sama ini meliputi pengembangan industri di kawasan transmigrasi, pemberdayaan masyarakat dan sumber daya lokal, serta peningkatan kualitas SDM menuju terbentuknya kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi berbasis industri.

“Nota Kesepahaman ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto melalui Asta Cita, khususnya butir kelima mengenai hilirisasi industri berbasis sumber daya alam untuk menciptakan nilai tambah dalam negeri, serta butir keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah demi pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,” ujar Agus.

Menurut Menperin, kolaborasi ini juga mendukung enam sasaran utama Asta Cita, antara lain penciptaan lapangan kerja produktif, peningkatan kapasitas SDM, percepatan hilirisasi, hingga pemerataan ekonomi berbasis rakyat.

Ia menegaskan, kawasan transmigrasi ke depan tidak hanya berfungsi sebagai lokasi pemukiman, tetapi juga sebagai pusat aktivitas ekonomi yang produktif, terintegrasi, dan berdaya saing. “Transmigrasi harus kita maknai sebagai strategi kebangsaan, bukan sekadar pemerataan penduduk, melainkan juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan,” jelasnya.

Agus menambahkan, implementasi kerja sama ini akan dirumuskan dalam peta jalan yang disiapkan bersama. “Kami perlu menyiapkan konsep besar dengan quick win, karena ini terobosan baru yang strategis. Hilirisasi industri di kawasan transmigrasi akan memperkuat rantai nilai, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan nilai tambah produk lokal,” katanya.

Nota Kesepahaman ini nantinya ditindaklanjuti melalui perjanjian kerja sama teknis yang lebih rinci, melibatkan perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah daerah. Untuk memastikan program berjalan sesuai sasaran, disepakati pembentukan joint committee sebagai wadah koordinasi serta mekanisme pemantauan dan evaluasi tahunan.

“Dengan mengolah sumber daya lokal langsung di kawasan transmigrasi, kita bisa menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Langkah ini akan mempercepat terwujudnya Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang mandiri, maju, dan sejahtera,” tegas Menperin.

Agus pun menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mempersiapkan MoU ini. “Prosesnya cukup cepat. Terima kasih kepada Pak Menko dan Pak Mentrans beserta jajaran. Semoga kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan pembangunan industri yang inklusif, merata, dan berkeadilan,” pungkasnya.