Indonesia Sambut Usulan Gambia Perkuat Kerja Sama Diplomasi dan Pertahanan

0
426
Menteri Luar Negeri RI Sugiono (kanan) bersama Menteri Luar Negeri Gambia Sering Modou Njie saat melakukan pertemuan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Senin (29/9/2025). (Foto: Kemlu RI)

(Vibizmedia – Jakarta) Indonesia menyatakan dukungan atas usulan Gambia untuk memperkuat kerja sama, khususnya dalam peningkatan kapasitas diplomat serta penjajakan kemungkinan pengiriman pasukan pemelihara perdamaian bersama.

“Sebagai faraway neighbour, Indonesia siap mendukung peningkatan kapasitas diplomat Gambia,” ujar Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri, Selasa (30/9/2025).

Selain itu, Menlu Sugiono juga menyambut baik rencana kerja sama di bidang militer dan keamanan maritim, terutama terkait isu migrasi tidak teratur (irregular migration) dan praktik perikanan ilegal (IUU fishing). Ia menegaskan bahwa usulan tersebut akan ditindaklanjuti bersama kementerian dan lembaga terkait di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan usai pertemuan bilateral Menlu Sugiono dengan Menlu Gambia, Sering Modou Njie, pada 29 September 2025 di sela Sidang Umum PBB ke-80 di New York.

Dalam kesempatan itu, Menlu Njie menyampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia, termasuk saat Gambia menjadi tuan rumah KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Ia juga menilai kontribusi Indonesia di sektor pendidikan dan pertanian—antara lain melalui pendirian pusat pelatihan di Gambia—telah memberi manfaat nyata.

Kedua negara sepakat untuk terus memperkuat persahabatan dan kerja sama, baik di tingkat bilateral maupun multilateral. Hubungan diplomatik Indonesia–Gambia sendiri telah terjalin sejak 1982, dengan Indonesia diwakili oleh KBRI Dakar, Senegal, sementara Gambia melalui perwakilannya di New Delhi, India.

Sebagai catatan, Indonesia mendirikan Balai Pelatihan Pertanian (Agriculture Rural Farmers Training Center/ARFTC) di Jenoi, sekitar 180 km dari ibu kota Banjul, pada 14 Juli 1998 sebagai bagian dari kerja sama kedua negara.