Menperin Resmikan Gedung Baru BPIPI Sidoarjo, Perkuat Daya Saing Industri Alas Kaki Nasional

0
74
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Industri alas kaki nasional terus menunjukkan kiprah dan daya saing yang kuat, baik di pasar domestik maupun global. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan Gedung Perkantoran Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai langkah konkret memperkuat ekosistem industri alas kaki nasional.

“Industri alas kaki merupakan salah satu subsektor unggulan yang berperan besar dalam perekonomian nasional. Kini sudah banyak merek dalam negeri yang mampu menarik minat masyarakat untuk menggunakan produk lokal,” ujar Menperin dalam sambutannya.

Berdasarkan Pangkalan Data Kekayaan Intelektual DJKI, tercatat 23.010 merek alas kaki berstatus terdaftar dan dalam proses perlindungan Kekayaan Intelektual untuk periode Desember 2021–Desember 2031. Sementara itu, data BPS menunjukkan industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki skala kecil mencapai 53.333 unit usaha dengan penyerapan 159.454 tenaga kerja, serta 737 unit usaha skala menengah dan besar yang menyerap 571.156 tenaga kerja.

Menperin menyampaikan, kinerja ekspor alas kaki Indonesia terus meningkat. Pada periode Januari–Agustus 2025, nilai ekspor mencapai USD 5,16 miliar, tumbuh 11,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 4,61 miliar. Indonesia kini menempati posisi ke-6 eksportir alas kaki dunia, dengan Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor, disusul Uni Eropa dan sejumlah negara non-tradisional yang terus berkembang.

“Optimisme juga tercermin dengan pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki sebesar 8,31% (y-on-y) pada triwulan II-2025, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12%,” jelasnya.

Agus menegaskan, pembangunan Gedung BPIPI merupakan bagian dari pelaksanaan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), yang menjadi cetak biru industrialisasi Indonesia menuju 2045.

“Terdapat empat kerangka strategis yang harus dipedomani agar industrialisasi dapat berjalan optimal, yakni industrialisasi berbasis sumber daya alam, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, dan penerapan prinsip industri berkelanjutan,” terangnya.

Keempat kerangka tersebut, lanjut Agus, memerlukan enabling factors yang kuat, antara lain ketersediaan bahan baku, kawasan industri strategis, logistik efisien, energi berkelanjutan, SDM kompeten, riset dan inovasi kolaboratif, serta regulasi yang adaptif dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang terintegrasi.

Gedung baru BPIPI dibangun dengan prinsip Bangunan Gedung Hijau (BGH), memanfaatkan energi secara efisien, mengelola limbah, serta mengutamakan kualitas udara dan pencahayaan alami.

“Gedung ini menggunakan 97,84% Produk Dalam Negeri dan mencapai 61,51% realisasi TKDN. Diharapkan menjadi contoh penerapan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) secara konsisten di berbagai instansi,” ujar Menperin.

Agus menambahkan, gedung baru ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan inovatif, menyediakan co-working space dan workshop yang nyaman untuk mendukung pengembangan kreativitas industri alas kaki nasional.

Sementara itu, Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menyampaikan bahwa pembangunan gedung yang dimulai sejak Agustus 2024 hingga September 2025 berjalan lancar dan selesai lebih cepat dari target.
Dengan luas lahan 14.044 meter persegi, BPIPI kini sedang memproses sertifikat laik fungsi (SLF) dan penilaian Bangunan Gedung Hijau (BGH) dalam enam bulan ke depan.

Hingga 2025, BPIPI telah memberikan pendampingan kepada lebih dari 13.000 SDM industri alas kaki, yang terdiri dari 3.608 pengusaha IKM dan 9.396 tenaga kerja terampil di berbagai sentra industri di Indonesia. BPIPI juga aktif berkolaborasi dengan kampus, komunitas kreatif, serta pemerintah daerah.

Kehadiran gedung baru BPIPI memperkuat enam layanan utama, yakni:

– Pendampingan teknis IKM alas kaki,

– Pendampingan sistem mutu,

– Pengujian alas kaki,

– Inkubator bisnis,

– Indonesia Footwear Network, dan

– Sertifikasi profesi.

“BPIPI hadir sebagai enabler bagi pengembangan inovasi, standardisasi produk, peningkatan kompetensi SDM, serta penguatan jejaring ekosistem alas kaki nasional,” kata Reni.

Dalam rangkaian peresmian Gedung BPIPI, turut digelar sejumlah kegiatan, antara lain sosialisasi Kredit Industri Padat Karya (KIPK), pendampingan teknis pembuatan sandal, fit & wear test sepatu, interactive coaching clinic, layanan cuci sepatu gratis, tour de BPIPI, serta pemberian bantuan sepatu sekolah kepada siswa kelas VI SDN Wilayut, Sidoarjo.