Optimisme Ekonomi 2026: Pemerintah Tingkatkan Kemitraan Strategis di Sektor Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi

0
44
Foto: Kemenko Ekon

(Vibizmedia – Jakarta) Perekonomian Indonesia menutup tahun 2025 dengan fondasi yang semakin kuat serta prospek cerah menuju 2026. Meski tekanan global masih berlangsung, sejumlah indikator utama menunjukkan ketahanan dan pemulihan yang solid. Pemerintah terus memperkuat kombinasi kebijakan fiskal dan nonfiskal untuk menjaga stabilitas pertumbuhan, meningkatkan daya beli masyarakat, dan memperluas peluang investasi di sektor-sektor strategis.

“Forum ini hadir pada momentum penting. Menjelang 2026, Indonesia tetap tangguh dan menjadi salah satu ekonomi paling dinamis di dunia. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, diperlukan kerja sama yang erat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutan daring pada The 3rd Trade, Tourism, and Investment Business Forum bertema Indonesian Economic Outlook 2026: Strategic Partnerships for Business, Trade, and Tourism Investment di Jakarta, Selasa (2/12).

Menko Airlangga memaparkan bahwa sejumlah indikator fundamental semakin menguat: PMI Manufaktur mencapai 53,3 pada November, Indeks Keyakinan Konsumen berada di level 121,2 pada Oktober, dan pengeluaran rumah tangga meningkat menjadi 312,8 pada pertengahan November. Surplus perdagangan juga berlanjut, mencapai USD35,88 miliar sepanjang Januari–Oktober 2025, atau 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Momentum ini diperkuat oleh rangkaian program akhir tahun untuk mendorong konsumsi, termasuk diskon tarif transportasi periode 22 Desember 2025–10 Januari 2026, gelaran EPIC Sale, Harbolnas, Program BINA, serta 37 agenda pariwisata besar yang diperkirakan menghasilkan transaksi hingga Rp120 triliun.

Di sektor pariwisata, kinerja terus membaik dengan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 12,75 juta sepanjang Januari–Oktober 2025, sementara perjalanan wisatawan nusantara menembus 96 juta pada Oktober, tumbuh sekitar 18% (yoy).

Prospek tahun 2026 juga diperkuat oleh kebijakan APBN yang menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan inklusif. Pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp2.500 triliun untuk program prioritas seperti ketahanan pangan dan energi, Program Makan Bergizi Gratis, serta pendidikan — yang diharapkan memberi multiplier effect signifikan bagi perekonomian.

Dari sisi investasi, realisasi pada Januari–September 2025 mencapai Rp1.434,3 triliun atau USD85 miliar, tumbuh 13,7% dan menciptakan 1,95 juta lapangan kerja. Investasi pariwisata semester I 2025 juga meningkat 44,03% menjadi Rp34,02 triliun, atau 59,8% dari target tahunan.

Pemerintah turut memperkuat daya saing melalui berbagai insentif, seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk mesin dan bahan baku, serta super tax deduction hingga 200% untuk vokasi dan 300% untuk riset dan pengembangan.

“Kehadiran kita di sini tidak hanya menunjukkan stabilitas ekonomi dan prospek pertumbuhan, tetapi juga peluang investasi yang terbuka luas di sektor perdagangan, bisnis, dan pariwisata. Saya berharap lahir kolaborasi strategis yang mampu mendorong kemajuan bangsa dan kesejahteraan bersama,” tutup Menko Airlangga.