(Vibizmedia – Commodity) – Harga kopi, gula, dan kakao mengakhiri minggu ini dengan tren naik, hanya di akhir minggu para trader di pasar berjangka mengambil keuntungan sehingga harganya turun atau faktor di luar pasar, harga minyak mentah atau kurs mata uang. Tren naik ini masih akan berlangsung sampai akhir tahun karena cuaca La Nina akan mempengaruhi tanaman di Amerika Selatan, baik kopi atau gula sehingga persediaan berkurang.
Pada penutupan pasar hari Jumat 19 Nopember harga soft commodities mixed, dengan harga kopi Arabika naik ke harga tertinggi 10 tahun dan harga kopi Robusta naik, Harga gula di London turun mengikuti harga minyak mentah dan harga kakao turun dari harga tertinggi 2 minggu
Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat naik dengan harga kopi Arabika naik ke harga mendekati harga tertinggi 10 tahun, karena Pada hari Jumat USDA Foreign Agricultural Service (FAS) mengurangi perkiraan produksi Colombia di 2021/22 menjadi 13.8 juta kantong dari perkiraan sebelumnya 14.1 juta kantong juga perkiraan produksi kopi Colomboa di 2020/21 diturunkan ke 13.4 juta kantong dari 14.3 juta kantong.
Harga gula pada penutupan pasar hari Jumat turun mengikuti penurunan harga minyak mentah 3 % ke harga terendah 1 ½ bulan dan melemahnya kurs real Brazil ke kurs terendah 2 minggu terhadap dolar.
Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat turun rendah karena menguatnya indeks dolar pada hari Jumat sehingga memicu likuidasi jual di pasar kakao berjangka. Harga kakao sempat mencapai harga tertinggi 2 minggu pada hari Kamis karena persediaan berkurang.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
KOPI
Harga kopi Arabika Desember naik $4.35 (1.90%) menjadi $233.30 dan harga kopi Robusta Januari di ICE London naik 1.49%.
Faktor Penggerak Harga kopi :
- Produksi kopi dunia di 2020/21 ( Oktober – September) naik 0.4% dari tahun lalu menjadi 169.604 juta kantong menurut ICO.
- Konsumsi kopi global di 2020/21 naik 1.9% dari tahun lalu menjadi 167. 011 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi global di 2020/21 akan menjadi surplus 2.39 juta kantong dari surplus 4.85 juta kantong di 2019/20 menurut ICO.
- Laporan ICO total ekspor kopi global dari Oktober sampai September) 2020/21 naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 128.931 juta kantong.
- Ekspor kopi Brazil di 2021/22 diperkirakan akan turun 55% dari tahun lalu menjadi 21 juta kantong menurut Archer Consultant
- Produksi kopi Arabika Brazil di 2021 diperkirakan akan turun 8% menjadi jumlah terendah 12 tahun sebesar 30.7 juta kantong dari perkiraan Mei di 33.4 juta kantong turun 37% dari 48.8 juta kantong di 2020 menurut CONAB
- Perkiraan hasil panen kopi 2021/22 di Colombia 13.8 juta kantong dari perkiraan sebelumnya 14.1 juta kantong menurut USDA Foreign Agricultural
- Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari – Oktober 2021 turun 4.2% dari tahun lalu menjadi 1.29 MMT menurut Vietnam’s General Statistics Office .
- Persediaan kopi hijau di AS di bulan oktober turun 0,8% dari bulan lalu ke 5,976,107 uta kantong tapi masih turun 2,6% dari tahun lalu.
- Ekspor kopi hijau di Brazil bulan Oktober turun 25.2% dari tahun lalu menjadi 3.12 juta kantong menurut Cecafe.
Analisa tehnikal untuk kopi Arabika dengan support pertama di $227, berikut ke $221 sedangkan resistant pertama di $ 238 dan berikut ke $ 244
GULA
Harga gula Maret di ICE New York turun 19 sen (0.94%) menjadi $19.99 dan harga gula Maret di ICE London turun 0.77%.
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2021/22 ( Oktober/ September) akan naik 0.08% dari tahun lalu menjadi 170.47 MMT dari 170.335 MMT di 2020/21 menurut ISO.
- Pasar gula dunia di 2021/22 akan defisit -2.55 MMT dari –2.02 MMT di 2020/21 menurut ISO
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 akan naik 32% dari tahun lalu 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
- Persentase tebu yang dijadikan gula naik 46.4% di 2020/21 dari 34.9% di 2019/20 karena turunnya permintaan etanol menurut CONAB.
- Perkiraan produksi gula India di 2021/22 sebesar 31 MMT naik 13% dari perkiraan di 2020/21 sebesar 30.9 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
- Ekspor gula India di 2021/22 turun 15% dari tahun lalu menjadi 6 MMT dari 7.1 MMT di 2020/21 menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
- Produksi gula Thailand diperkirakan naik 44% dari tahun lalu menjadi 11 MMT menurut the Thailand Sugar Millers Corp.
- Perkiraan ekspor gula Thailand di 2021/22 naik 67% dari tahun lalu menjadi 6.7 MMT menurut Czarnikow
Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $ 19.70 an berikut ke $ 19.50 sedangkan resistant pertama di $ 20,30 dan berikut ke $ 20.50
KAKAO
Harga kakao Maret di ICE New York turun $6 (0.23%) menjadi $2,583 per ton dan harga kakao Desember di ICE London turun 0.18%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Perkiraan produksi kakao dunia di 2020/21 (Oktober – September) akan naik 8.7% dari tahun lalu menjadi 5. 14 MMT menurut ICCO
- Perkiraan produksi kakao yang digiling akan naik 4% dari tahun lalu menjadi 4. 860 MMT menurut ICCO
- Perkiraan pasar Kakao global di 2020/21 akan surplus 230,000 dari surplus 10,000 MT di 2019/20 menurut ICCO.
- Pemerintah Ivory Coast melaporkan bahwa kumulatif kakao yang dikirim petani ke pelabuhan dari 1 Oktober sampai 14 Nopember sebesar 531, 547 MT turun 10.9 % dari tahun lalu pada periode yang sama
- The Ghana Cocoa Board membeli 1.05 MMT kakao dari petani dari 1 Oktober sampai 30 September 2021
- The Ghana Cocoa Board pada hari Rabu 6 Oktober memperkirakan panen kakao Ghana di 2021/22 sebesar 950,000 MT turun 5.6% dari 1.06 MMT.
Analisa tehnikal untuk kakao dengan support pertama di $ 2,540 dan berikut ke $2, 330 sedangkan resistant pertama di $2, 500 dan berikut ke $2,540
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting