Transformasi Digital UMKM: Menembus Batas Pasar Lokal dan Global

0
778
Digitalisasi UMKM
Ilustrasi Digitalisasi UMKM

(Vibizmedia-Kolom) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam perekonomian nasional. Kontribusi yang signifikan adalah terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan. Pada tahun 2023 lalu, UMKM menyumbang 61% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia setara Rp9.580 triliun dengan jumlah pelaku usaha yang mencapai 65,5 juta UMKM (data Kemenkop UKM, Agustus 2023). Namun, meskipun memiliki kontribusi yang signifikan, akses pembiayaan, regulasi dan administrasi, teknologi dan digitalisasi, pemasaran, serta akses ke rantai pasok sering menjadi permasalahan yang menghambat perkembangannya. Untuk itu, digitalisasi menjadi solusi utama untuk bertahan dan berkembang, dengan beralih ke platform e-commerce, media sosial, dan aplikasi pembayaran digital mampu memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.

Digitalisasi UMKM merujuk pada proses mengintegrasikan teknologi digital dalam operasional dan strategi bisnis dengan tujuan meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan daya saing UMKM melalui pemanfaatan teknologi digital.

UMKM jadi bagian penting dari struktur ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia, karena mencakup sebagian besar pelaku usaha dan berkontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

Aspek Digitalisasi pada UMKM

Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Penggunaan perangkat lunak manajemen untuk administrasi, akuntansi, dan inventaris berupa email, aplikasi pesan, dan platform komunikasi online untuk interaksi dengan pelanggan dan mitra bisnis.

E-Commerce

Menjual produk secara online dengan memanfaatkan media sosial, iklan online, dan SEO (Search Engine Optimization) untuk meningkatkan visibilitas dan menarik pelanggan.

Pembayaran Digital

Mengadopsi sistem pembayaran digital seperti e-wallets, kartu kredit, dan transfer bank serta QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk mempermudah transaksi.

Otomatisasi Proses Bisnis

Penggunaan perangkat lunak dan alat digital untuk mengotomatisasi proses bisnis, seperti pemrosesan pesanan, pengelolaan inventaris, dan laporan keuangan.

Analitik Data

Menggunakan alat analitik untuk mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan, penjualan, dan kinerja bisnis untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Penyimpanan Data Digital

Menggunakan layanan penyimpanan cloud untuk menyimpan data bisnis dan file secara aman dan mudah diakses.

Hambatan Digitalisasi UMKM

Upaya digitalisasi UMKM menemui berbagai hambatan. Berdasarkan catatan Kemenkop dan UKM, sebanyak 70,2% UMKM mengalami hambatan saat mencoba bertransformasi melalui pemanfaatan teknologi digital. Kendala yang ada adalah keterbatasan skill dan kemampuan literasi digital pelaku UMKM, kesulitan modal. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki beberapa waktu lalu, mengakui sebagian besar pelaku UMKM masih dianggap “unbankable” atau belum memiliki akses perbankan. Menurut catatan Bank Indonesia pada tahun 2023, sebanyak 65,5 juta pelaku UMKM masih bergantung pada modal sendiri atau keluarga untuk mendanai usahanya.

Untuk mengatasi ini, menurut Menteri Koperasi dan UKM, dapat diterapkan pendekatan credit scoring agar track record kesehatan usaha pelaku UMKM secara digital dapat dideteksi. Dengan pendekatan ini, tidak dibutuhkan agunan dalam bentuk aset untuk mendapatkan pembiayaan UMKM. Pendekatan ini sudah diterapkan di 145 negara, beberapa diantaranya adalah India, Brazil dan Filipina.

Keterbatasan UMKM memenuhi standardisasi produk juga menjadi kendala selama ini. Berdasarkan data Badan Standardisasi Nasional (BSN), pelaku UMKM yang memiliki produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) kurang dari 10% dibanding jumlah UMKM yang 65,5 juta. Hal ini disebabkan sejumlah faktor, mulai dari kesadaran pelaku UMKM yang perlu ditingkatkan hingga kendala biaya untuk memenuhi standar SNI.

Kesimpulan

Untuk membantu UMKM Indonesia berkembang dan berhasil di pasar internasional, beberapa langkah strategis bisa dilakukan pemerintah, bersama UMKM dan pihak terkait percepat kemajuan UMKM dan meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun pasar global. Berkaca dari Taiwan yang beberapa brand UMKMnya telah berhasil menembus pasar internasional, dari produk makanan, kosmetik hingga elektronik.

Produk UMKM Indonesia perlu inovasi, desain yang unik dengan standar kualitas yang tinggi, yang bisa diterima dengan baik di pasar global. Produk harus memenuhi standar kualitas internasional dan sertifikasi yang diperlukan untuk ekspor. Bisa menggunakan platform e-commerce internasional seperti Amazon, eBay untuk menjual produk secara global, serta memanfaatkan marketplace lokal di negara tujuan yang sudah memiliki basis pelanggan yang besar.