Kebangkitan Ekonomi Kreatif: Menyongsong Era Baru Industri di Indonesia

0
418
Kuliner
Ilustrasi ekonomi kreatif kuliner

(Vibizmedia-Nasional) Kondisi ekonomi kreatif di Indonesia belakangan ini berada pada posisi yang cukup positif, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan (akses teknologi, modal dan SDM). Dengan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah, peningkatan akses teknologi, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya produk kreatif lokal, sektor ini berpotensi menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia di masa depan.

Ekonomi kreatif adalah sektor ekonomi yang berfokus pada penciptaan nilai tambah dari hasil kreativitas, keterampilan, dan bakat individu atau kelompok. Dalam ekonomi kreatif, ide-ide inovatif dan orisinal menjadi faktor utama dalam menghasilkan produk dan layanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Beberapa subsektor utama yang berkontribusi signifikan terhadap PDB dalam sektor ekonomi kreatif di Indonesia, yakni kuliner, fashion, kriya (kerajinan tangan), media dan periklanan, aplikasi dan games, film, animasi dan video.

Nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia dan Kontribusi terhadap PDB Nasional (2010-2022)

Sumber: Kemenparekraf, Desember 2023

Pada tahun 2022 lalu, sektor ekonomi kreatif berkontribusi 6,54% terhadap nilai total PDB nasional. Dari sini dapat dilihat, produk domestik bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif Indonesia terus meningkat usai pandemi Covid-19 melanda tahun 2020. Pada 2022, nilai PDB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku sudah mencapai Rp1.280 triliun atau Rp1,28 kuadriliun, memecahkan rekor tertinggi baru.

Peran Ekonomi Kreatif dalam Perekonomian Indonesia

Ekonomi kreatif mencakup berbagai industri yang berbasis pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu. Sebelum pandemi, ekonomi kreatif sudah memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan nilai yang terus meningkat setiap tahunnya.

Banyak pelaku industri kreatif yang berhasil beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan selama pandemi, yakni sektor kuliner dan fashion yang memanfaatkan platform e-commerce untuk menjangkau konsumen secara lebih luas. Industri musik dan seni juga beralih ke format digital melalui konser daring dan pameran virtual, yang tidak hanya menjaga eksistensi mereka, tetapi juga membuka pasar baru.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun potensinya besar, sektor ekonomi kreatif juga menghadapi berbagai tantangan. Infrastruktur digital yang belum merata, akses modal yang terbatas, serta regulasi yang belum sepenuhnya mendukung menjadi hambatan utama. Selain itu, perlu adanya upaya yang lebih kuat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor ini agar dapat bersaing di tingkat global.

Meskipun digitalisasi berkembang pesat, kesenjangan dalam akses internet dan teknologi masih menjadi masalah, terutama di daerah-daerah terpencil. Hal ini membatasi kemampuan pelaku kreatif di daerah untuk bersaing di pasar yang lebih luas.

Banyak pelaku ekonomi kreatif yang masih kesulitan mendapatkan akses ke modal, terutama usaha kecil dan menengah. Selain itu, pemahaman lembaga keuangan tentang potensi ekonomi kreatif masih terbatas, sehingga akses pendanaan belum optimal.

Masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) tetap menjadi isu krusial. Pelanggaran hak cipta, terutama dalam industri musik dan film, masih sering terjadi, menghambat pertumbuhan sektor ini.

Dukungan Pemerintah dan Kolaborasi

Untuk mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif sebagai penggerak utama perekonomian, diperlukan dukungan dari pemerintah, baik dalam bentuk regulasi, insentif, maupun penyediaan infrastruktur. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri kreatif.

Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan kreatif, peningkatan akses terhadap teknologi digital, serta pengembangan platform pemasaran global adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperkuat sektor ini.

Kesimpulan

Kontribusi 6,54% terhadap PDB nasional pada tahun 2022 menunjukkan pertumbuhan seiring dengan berkembangnya industri kreatif. Sektor ekonomi kreatif Indonesia menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap PDB nasional pada tahun 2023 lalu. Berdasarkan data awal tahun 2024 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sektor ini menyumbang sekitar 7,8% dari total PDB. Dari total nilai tambah sebesar Rp1.300 triliun, subsektor kuliner menjadi yang terbesar dengan kontribusi sekitar Rp200 triliun atau sekitar 43% dari total nilai tambah tersebut.

Dengan dukungan yang tepat dan strategi yang terarah, sektor ini tidak hanya akan membantu pemulihan ekonomi, tetapi juga mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, diantaranya pemerintah dan sektor swasta dapat mendirikan lebih banyak ruang kerja kolaboratif yang mendukung kreator dan pengusaha muda. menyediakan program inkubator dan akselerator yang khusus untuk pelaku usaha kreatif.

Pemerintah dan asosiasi industri membantu pelaku kreatif untuk memasuki pasar internasional melalui pelatihan tentang ekspor, bantuan dalam pengurusan dokumen ekspor, serta partisipasi dalam pameran internasional dan mengadakan pekan budaya atau pameran di negara-negara lain untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia. Dari sisi pelaku ekonomi kreatif, dapat memanfaatkan teknologi big data dan analitik untuk memahami tren pasar, preferensi konsumen, dan menentukan strategi pemasaran yang lebih efektif. Pembaruan regulasi seperti perlindungan hak cipta di era digital, regulasi terkait pasar digital, dan dukungan terhadap model bisnis baru yang berbasis ekonomi kreatif.