Ekspor Indonesia Capai USD264,70 Miliar pada 2024, Pertanian Jadi Sektor Unggulan

0
685
Founder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi. (Foto : SCI)

(Vibizmedia – Jakarta) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia secara kumulatif pada Januari-Desember 2024 mencapai USD264,70 miliar, meningkat 2,29 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Ekspor nonmigas juga mengalami kenaikan sebesar 2,46 persen, dengan total nilai USD248,83 miliar.

Selama periode tersebut, ekspor sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan 5,33 persen yang didorong oleh peningkatan ekspor logam dasar mulia. Sementara itu, ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan melonjak 29,81 persen, terutama berkat meningkatnya permintaan terhadap kopi. Di sisi lain, ekspor sektor pertambangan mengalami penurunan 10,20 persen akibat berkurangnya ekspor batubara.

Founder & CEO Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menekankan pentingnya penerapan rantai dingin (cold chain) secara menyeluruh untuk menjaga kualitas produk pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mudah rusak. Ia menjelaskan bahwa fasilitas seperti gudang dingin (cold storage) dan teknologi penyimpanan atmosfer terkontrol (controlled atmosphere storage/CAS) diperlukan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga. Selain itu, ia menyoroti perlunya teknologi pengemasan yang lebih baik serta proses konsolidasi guna meningkatkan efisiensi dan skala ekonomi.

Kepala Laboratorium Supply Chain Management, Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama, Verani Hartati, mencatat adanya ketimpangan kontribusi ekspor antarwilayah. Berdasarkan data BPS, tiga provinsi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap ekspor nasional pada Januari-Desember 2024 adalah Jawa Barat (14,31 persen), Jawa Timur (9,72 persen), dan Kalimantan Timur (9,62 persen), dengan total mencapai 33,65 persen dari keseluruhan ekspor Indonesia.

Verani mengusulkan agar pengembangan ekspor lebih berfokus pada komoditas unggulan di masing-masing wilayah untuk tidak hanya meningkatkan daya saing global, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan konektivitas logistik melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga. Menurutnya, penguatan konektivitas harus dilakukan berdasarkan pemetaan rantai pasok yang tepat serta pengembangan sistem hub & spoke yang efisien.

Selain itu, Verani menilai bahwa penentuan pintu-pintu ekspor strategis perlu dilakukan guna memastikan distribusi produk ke pasar global berjalan lebih efektif dan efisien.