UI Jadi Tuan Rumah Peluncuran Kampanye Nasional Pencegahan Kekerasan di Kampus

0
200
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, secara resmi meluncurkan Kampanye Nasional Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT). (Foto: Kemendiktisaintek)

(Vibizmedia – Jakarta) Balairung Universitas Indonesia (UI) menjadi saksi peluncuran Kampanye Nasional Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT), Selasa (5/8/2025). Acara ini dihadiri ribuan mahasiswa baru dalam suasana penuh semangat, menandai langkah serius pemerintah dalam menciptakan kampus yang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan.

Kampanye ini diluncurkan langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto, dan merupakan bagian dari upaya menyeluruh untuk menjadikan dunia pendidikan tinggi lebih inklusif dan berkeadilan. UI menjadi kampus pertama dari 11 perguruan tinggi yang akan dikunjungi secara estafet dalam kampanye ini.

“Jangan ada lagi kekerasan di kampus. Ini adalah panggilan terakhir bagi kita semua,” tegas Brian dalam pidatonya yang disambut antusias oleh para mahasiswa.

Turut hadir dalam acara ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, Rektor UI, para guru besar, serta anggota Satgas Pencegahan Kekerasan Seksual (PPKS).

Dalam dialog terbuka bersama mahasiswa baru, Mendiktisaintek menekankan pentingnya peran Satgas PPKS bukan sekadar simbol, tetapi garda terdepan dalam menangani dan mengawal aduan kekerasan, termasuk kekerasan seksual.

“Kampus seharusnya menjadi tempat tumbuhnya ilmu dan karakter, bukan trauma dan ketakutan,” ujarnya.

Kampanye ini juga memperkuat implementasi Permendikbud Nomor 55 Tahun 2024, yang menjadi dasar hukum bagi perguruan tinggi untuk mencegah dan menangani kekerasan secara aktif. Aturan ini mencakup larangan terhadap berbagai bentuk kekerasan seperti catcalling, cyberbullying, body shaming, hingga tindakan seperti mengunggah foto tanpa izin (PaP).

Informasi lengkap mengenai kebijakan, panduan, dan saluran pelaporan tersedia di laman sahabat.kemdiktisaintek.go.id dan aduanitjen.kemdiktisaintek.go.id.

Menteri PPPA Arifatul Choiri menegaskan bahwa perjuangan melawan kekerasan harus dilakukan secara kolektif, bukan hanya dibebankan pada korban.

“Jika satu orang bicara, seribu lainnya harus berdiri bersamanya. Kita tidak boleh netral terhadap kekerasan,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya peran seluruh civitas akademika – mulai dari dosen, tenaga kependidikan, hingga organisasi mahasiswa – untuk membentuk budaya kampus yang progresif dan berkeadilan gender.