(Vibizmedia – Jakarta) Fundamental ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2025 terus menunjukkan ketahanan yang solid. Indikator utama mencatat hasil positif, mulai dari PMI Manufaktur yang naik ke level 51,5 pada Agustus, inflasi terjaga di 2,31%, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 118,1, hingga pertumbuhan likuiditas perekonomian 6,5% (yoy) dengan nilai Rp9.597,7 triliun. Konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama, menyumbang 54,25% terhadap PDB nasional.
Dalam momentum ini, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Kementerian Perdagangan dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) kembali menghadirkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 dengan fokus pada produk lokal.
“UMKM adalah tulang punggung kelas menengah kita. Harbolnas menjadi ajang memperkuat ekosistem UMKM, baik produsen, pipeline lewat e-commerce, maupun konsumen,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat Kick Off Road to Harbolnas 2025 di Graha Sawala, Senin (8/9).
Tahun ini, Harbolnas memasuki edisi ke-14. Pada 2024, program ini berhasil mencatat transaksi Rp31,2 triliun, tumbuh 21,4% dari tahun sebelumnya. Kontribusi produk lokal juga meningkat menjadi Rp16,1 triliun (52% dari total transaksi), seiring dengan gencarnya kampanye Bangga Buatan Indonesia.
Ke depan, Indonesia berpeluang menjadi pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan proyeksi GMV mencapai USD360 miliar pada 2030. Potensi ini bisa berlipat ganda bila Perjanjian Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) rampung. “Salah satu quick win adalah integrasi sistem pembayaran digital, di mana QRIS sudah berjalan bahkan hingga Jepang,” tambah Airlangga.
Dengan tagline “Nyatakan Cinta Nusantara”, Harbolnas 2025 menargetkan transaksi Rp33–35 triliun dengan kontribusi produk lokal 50–55%. Puncak acara berlangsung pada 10–16 Desember 2025, menghadirkan promo besar, showcase produk unggulan, serta kampanye kreatif untuk mendorong kebanggaan pada karya anak bangsa.
Acara Kick Off dihadiri pula oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Kemenko Bidang Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo Simbolon, Staf Ahli Haryo Limanseto, Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto, serta jajaran pejabat Kementerian Perdagangan.









