(Vibizmedia – Nasional) Nike Inc., salah satu merek besar alas kaki di Indonesia, membuktikan komitmen investasinya dengan melakukan ekspor sepatu merek Converse ke AS. Sepatu tersebut diproduksi oleh industri alas kaki di Batang, Jawa Tengah.
Ekspor sepatu dari PT Yih Quan senilai USD 100.000 ke Amerika Serikat dan senilai USD 60.000 ke Australia tersebut, dilepas oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Kawasan Industri Terpadu Batang, Kamis (21/8).
“Ekspor ini merupakan momentum yang menjadi bukti nyata kekuatan ekosistem industri alas kaki Indonesia, yang didukung oleh kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, kawasan industri Batang, asosiasi APRISINDO, dan buyer global seperti Nike,” tegas Menperin.
Industri alas kaki Indonesia tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat inklusi sosial, serta menjawab tuntutan keberlanjutan pasar global.
Pada Triwulan II tahun 2025, industri kulit dan alas kaki tumbuh 8,31% (y-on-y), jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12%. Hingga Februari 2025, industri ini telah menyerap 921 ribu tenaga kerja, meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sepanjang Januari-Agustus 2025, tercatat masuknya investasi sejumlah 18 perusahaan skala besar di sektor alas kaki dengan nilai Rp10 triliun, menambah kapasitas produksi sebesar 73,4 juta pasang sepatu dan hampir 250 juta pasang komponen alas kaki, sekaligus menciptakan lebih dari 100 ribu lapangan kerja baru.
“Ekspor industri alas kaki juga menunjukkan tren positif, mencapai USD3,77 Miliar pada Januari–Juni 2025, atau tumbuh 13,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini, kita juga menempati posisi ke-6 eksportir alas kaki dunia dengan pangsa pasar hampir 4% global,” jelas Menperin.
Tujuan ekspor terbesar industri alas kaki Indonesia adalah Amerika Serikat, disusul Uni Eropa, dan sejumlah negara non-tradisional yang terus berkembang. Dengan keberhasilan Pemerintah menurunkan tarif resiprokal ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Serikat dari 32% menjadi 19%, maka terbuka peluang strategis untuk memperkuat daya saing ekspor produk Indonesia.
Ekspor kali ini dilakukan oleh Nike Inc. sebagai pemegang merek yang bekerja sama dengan 50 pabrik di Indonesia, 20 di antaranya pabrik alas kaki. Tahun lalu, Nike Inc. berhasil mengekspor lebih dari 200 juta pasang sepatu Nike, Converse, dan Jordan ke pasar global.
Menperin berharap capaian ini bisa menginspirasi pelaku industri alas kaki lainnya untuk terus berinovasi, menjaga kualitas, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor alas kaki dunia.
Kementerian Perindustrian terus mendukung pengembangan industri alas kaki nasional melalui langkah-langkah strategis, meliputi penciptaan iklim usaha yang kondusif, dukungan investasi dan perkuatan kawasan industri, juga perluasan akses pasar non-tradisional.
Saat ini industri alas kaki dapat memanfaatkan program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) yang ditujukan bagi pelaku usaha di sektor industri padat karya tertentu yaitu pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit dan alas kaki, makanan dan minuman, serta mainan anak.
Skema KIPK menawarkan kredit atau pembiayaan dengan plafon di atas Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar untuk mendukung kebutuhan pembiayaan pada revitalisasi mesin untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri dengan subsidi bunga/margin sebesar 5 persen.
“Saat ini berdasarkan data SIINAS, terdapat 3.796 pelaku industri yang memenuhi persyaratan memanfaatkan skema KIPK. Kami berharap pelaku industri padat karya, termasuk industri alas kaki dapat mengoptimalkan subsidi pemerintah ini untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas,” ucap Menperin.