Hadapi Lonjakan Mobilitas Nataru, ASDP Perkuat Operasi Penyeberangan Jawa–Bali–Lombok

0
66
ASDP mengupayakan layanan terbaik dalam rangka kelancaran perjalanan Nataru di rute favorit masyarakat. (Foto: ASDP)

(Vibizmedia – Jakarta) Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), arus penyeberangan di jalur Jawa–Bali–Lombok kembali menjadi titik mobilitas utama masyarakat. Ribuan pemudik, wisatawan, hingga kendaraan logistik mulai menyusun rencana perjalanan, sehingga kebutuhan akan layanan transportasi yang aman dan tertib semakin meningkat.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan seluruh layanan pada lintasan strategis tersebut tetap berjalan lancar dan sesuai ketentuan regulator, termasuk KSOP dan BPTD di masing-masing wilayah. Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menyampaikan bahwa masa Nataru bukan hanya soal perpindahan fisik, tetapi juga momen untuk berkumpul dan merayakan kebersamaan. Karena itu, ASDP menyiapkan sistem layanan berlapis agar perjalanan masyarakat berlangsung aman dan nyaman.

Di kawasan timur, Pelabuhan Lembar menjadi gerbang utama menuju NTB dan Bali. Hingga Oktober 2025, KMP Portlink II dan KMP Roditha telah melayani hampir 20.000 penumpang dan lebih dari 35.000 kendaraan. General Manager ASDP Cabang Lembar, Handoyo Priyanto, menjelaskan bahwa jumlah kapal akan disesuaikan dengan kepadatan, didukung delaying system di area parkir PDS dan Terminal Segenter. Puncak arus diperkirakan terjadi pada 20–22 serta 27–29 Desember, sementara arus balik pada 3–5 Januari 2026.

Di sisi barat, Pelabuhan Ketapang memperkuat pola operasi melalui konsolidasi nasional Kementerian Perhubungan. ASDP bersama KSOP, BPTD, dan instansi terkait menyiapkan manajemen antrean, opsi penambahan trip, rekayasa lalu lintas, hingga pengalihan kendaraan besar atau kecil ke rute alternatif bila diperlukan. Pola adaptif ini diharapkan menjaga kelancaran lintasan Ketapang–Gilimanuk sepanjang periode Nataru.

Corporate Secretary ASDP, Windy Andale, menegaskan bahwa digitalisasi Ferizy menjadi kekuatan utama layanan Nataru tahun ini. Dengan pembelian tiket online mulai H-60, pengguna tidak perlu lagi mengantre di pelabuhan. Edukasi dilakukan melalui kanal digital dan posko informasi agar pengguna memahami proses pemesanan, validasi data, serta ketentuan waktu kedatangan.

ASDP juga menyederhanakan kebijakan refund dan reschedule. Penalti refund yang sebelumnya terdiri dari biaya administrasi 25% dan potongan tiket 50%, kini menjadi satu potongan sebesar 25% dari harga tiket. Untuk reschedule, potongan biaya kini hanya 10%, jauh lebih ringan dibandingkan skema sebelumnya sebesar 50%. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas lebih besar bagi masyarakat dalam merencanakan perjalanan akhir tahun.

Dengan penguatan operasional, koordinasi lintas instansi, dan digitalisasi layanan yang semakin matang, ASDP optimistis penyeberangan Jawa–Bali–Lombok selama Nataru dapat berjalan lebih lancar, aman, dan terkendali. Momentum pulang di akhir tahun diharapkan membawa pengalaman yang nyaman dan berkesan bagi seluruh pengguna jasa.