Bibit Siklon Tropis 93S Menjauh dari Indonesia, BMKG Tetap Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem

0
74
Siklon Tropis
DOK: BMKG

(Vibizmedia-Nasional) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bibit siklon tropis 93S bergerak menjauh dari wilayah Indonesia. Meski demikian, keberadaan sistem cuaca tersebut masih berpotensi memengaruhi kondisi cuaca di sejumlah wilayah Tanah Air dalam 24 jam ke depan.

Peringatan tersebut disampaikan BMKG dalam dokumen Analisis Bibit Siklon Tropis tertanggal 22 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Dalam analisis tersebut, BMKG menjelaskan bahwa bibit siklon tropis 93S yang mulai terbentuk sejak 11 Desember 2025 di wilayah Bali–Nusa Tenggara Barat kini bergeser ke koordinat 12,3° Lintang Selatan dan 102,6° Bujur Timur, tepatnya di Samudra Hindia sebelah barat daya Jawa Barat. Posisi ini menunjukkan pergeseran dibandingkan hasil analisis pada Minggu (21/12) pagi.

BMKG mencatat kecepatan angin maksimum bibit siklon tropis 93S saat ini mencapai sekitar 65 kilometer per jam dengan tekanan udara minimum 998 hPa. Berdasarkan pengamatan citra satelit dalam 12 jam terakhir, terjadi penurunan aktivitas konvektif sejak Minggu (21/12) pukul 21.00 WIB hingga Senin (22/12) pagi.

“Hal ini ditandai dengan berkurangnya luasan dense overcast serta deep convection, dengan aktivitas konvektif terpantau berada di sisi barat dan timur pusat sirkulasi,” ujar BMKG.

Meski demikian, BMKG memprediksi bibit siklon tropis 93S masih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis kategori 1 pada Senin malam. Pergerakan sistem ini diprakirakan ke arah barat, menjauhi wilayah Indonesia.

“Dalam 24 jam ke depan, intensitas bibit siklon tropis 93S diprakirakan meningkat secara perlahan, ditandai dengan munculnya area gale force wind dan storm force wind di empat kuadran. Kecepatan angin diprediksi meningkat hingga 50 knot atau sekitar 92 kilometer per jam, dan sistem ini berpotensi menjadi Siklon Tropis kategori 1 pada malam hari,” jelas BMKG.

BMKG juga menyebutkan bahwa dalam kurun 48 jam ke depan, bibit siklon tropis 93S berpotensi berkembang menjadi siklon tropis kategori 2 dengan kecepatan angin mencapai 100 kilometer per jam. Aktivitas siklon diperkirakan mulai menurun pada 72 jam ke depan, meski kecepatan angin masih berada di kisaran 92 kilometer per jam.

“Potensi bibit siklon tropis 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam ke depan berada pada kategori tinggi,” ungkap BMKG.

Meski bergerak menjauh dari wilayah Indonesia, dampak tidak langsung dari sistem ini masih berpotensi memicu cuaca ekstrem. BMKG memperkirakan adanya gelombang laut kategori sedang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di sejumlah perairan, antara lain perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Pulau Jawa, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, serta Samudra Hindia selatan Pulau Jawa.

BMKG mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku aktivitas pelayaran, untuk tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi dan cuaca buruk.

Sebagai catatan, sejumlah bencana hidrometeorologi yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebelumnya dipicu oleh hujan ekstrem yang salah satunya berkaitan dengan siklon tropis Senyar, yang masuk kategori 1. Siklon kategori 1 merupakan tingkat terendah dalam klasifikasi siklon tropis yang terdiri dari lima kategori.

Sementara itu, siklon tropis kategori 5 pernah terjadi di Filipina pada September 2025. NASA Earth Observatory mencatat topan super Ragasa masuk kategori tertinggi dengan kecepatan angin lebih dari 270 kilometer per jam. Pada November 2025, Filipina juga diterjang topan super Fung-wong yang menyebabkan lebih dari satu juta warga dievakuasi setelah otoritas setempat mengeluarkan peringatan kategori 5.