(Vibizmedia-Kolom) Selama beberapa tahun terakhir, dunia sedang mengalami berbagai gejolak dan tantangan ekonomi yang signifikan, mulai dari tensi geopolitik, perang dagang AS-China yang masih berlangsung, melambatnya ekonomi global diperkirakan tahun ini hanya mencapai 3,2%, serta krisis ekonomi melanda beberapa kawasan. Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, Indonesia berupaya untuk menarik investasi dari keluarga super kaya alias “crazy rich” melalui mekanisme family office demi meningkatkan peredaran modal di dalam negeri.
Family office itu sendiri adalah entitas swasta (organisasi atau perusahaan) yang dibentuk oleh individu, keluarga atau kelompok non-pemerintah dengan tujuan menghasilkan keuntungan, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan ini, pemerintah akan membentuk satuan tugas untuk menarik investasi dari keluarga crazy rich melalui mekanisme family office, dengan tujuannya mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), cipta lapangan kerja dan peredaran modal dalam negeri, ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan awal Juli lalu kepada media.
Indonesia punya potensi besar sebagai negara tujuan investasi bagi keluarga crazy rich di tengah ketidakpastian, Di Asia, dua diantaranya adalah Singapura dengan 1.500 family office dan Hongkong memiliki 1.400 family office. Saat ini, ekonomi Indonesia sangat stabil, tergambar dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 tumbuh 5,11%, inflasi tetap terjaga pada Mei 2024 tercatat 2,84%. Disisi lain, pelaksanaan Pemilu juga berjalan dengan baik dan aman, ini menawarkan lingkungan yang menarik bagi investor.
Beberapa mekanisme untuk menarik investasi di Indonesia:
Pembentukan Family Office di Indonesia
Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang mendukung pembentukan family office dengan insentif pajak dan perlindungan hukum serta meningkatkan infrastruktur keuangan untuk mendukung operasi family office di dalam negeri.
Investasi dalam Proyek Infrastruktur
Mengundang investasi dalam proyek jalan tol, bandara, pelabuhan, energi terbarukan dan mendorong pembangunan kompleks perumahan, pusat perbelanjaan, dan properti komersial.
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Menawarkan pembebasan atau pengurangan pajak dan kemudahan perizinan di KEK serta menyediakan fasilitas lengkap untuk mendukung bisnis di KEK.
Investasi dalam Teknologi dan Startup
Menyediakan program untuk mendukung startup teknologi dan mendorong kemitraan dengan venture capital dan angel investors.
Sektor Pariwisata dan Hospitality
Mengajak investasi dalam pembangunan resor dan hotel di destinasi wisata utama serta investasi dalam pengembangan destinasi wisata baru.
Insentif dan Perlindungan Investasi
Menjamin perlindungan hukum bagi investor dan menyediakan insentif pajak untuk investasi dalam sektor-sektor prioritas.
Diplomasi Ekonomi dan Promosi Investasi
Mengadakan misi dagang ke negara-negara yang memiliki banyak keluarga super kaya dengan menggunakan media untuk mempromosikan peluang investasi di Indonesia.
Indonesia perlu tumbuh lebih tinggi dan lebih kompetitif dari negara-negara lain, baik secara size maupun populasinya, dalam arti harus lincah, cepat dan taktis. Harus mampu memanfaatkan peluang yang sekarang ini sangat sempit.
Sejarah berdirinya
Family office punya sejarah panjang yang berkembang seiring dengan munculnya keluarga-keluarga kaya yang membutuhkan cara efektif untuk mengelola kekayaan mereka. Diyakini sejumlah kalangan, family office pertama di dunia tercatat pertama kali di Florence, Italia pada abad ke-15, yakni keluarga Medici dan berkembang pada abad ke-18 saat keluarga J.P. Morgan mendirikan House of Morgan untuk mengelola aset keluarga, dan bersamaan dengan itu muncul Rockefeller dan Venderbilt di Amerika Serikat.
Layanan yang disediakan meliputi strategi investasi, perencanaan keuangan dan pajak, pelaporan, perencanaan warisan, dan manajemen risiko tujuannya adalah untuk menjaga, mengembangkan, dan melindungi aset keluarga dari generasi ke generasi.
Beberapa family office yang sukses dikenal dalam mengelola dan mengembangkan kekayaan keluarga secara efektif serta kontribusi mereka terhadap berbagai inisiatif sosial dan ekonomi:
1. Rockefeller Family Office
Didirikan oleh John D. Rockefeller, Sr. pada tahun 1882. Fokus pada diversifikasi investasi, filantropi, dan pengelolaan properti. Pada filantrop, Rockefeller Foundation berfokus pada kesehatan global, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan.
2. Walton Family Office
Didirikan oleh keluarga Walton, pendiri Walmart. Fokus pada investasi jangka panjang, pengelolaan properti, dan filantropi. Melalui Walton Family Foundation berfokus pada pendidikan, lingkungan, dan pembangunan masyarakat.
3. Pritzker Group
Didirikan oleh keluarga Pritzker, pendiri jaringan hotel Hyatt. Fokus pada investasi ekuitas swasta, investasi ventura, dan real estate. Kegiatan filantropi mencakup pendidikan dan seni.
4. Cargill-MacMillan Family Office
Melayani keluarga Cargill dan MacMillan, pemilik Cargill Inc., salah satu perusahaan agribisnis terbesar di dunia. Fokus pada investasi sektor agribisnis, pengelolaan properti, dan filantropi yang berkontribusi dalam bidang pertanian, pendidikan, dan penelitian ilmiah.
5. Cohen Private Ventures
Didirikan oleh Steve Cohen, seorang investor terkenal dan pendiri SAC Capital Advisors. Fokus pada investasi ekuitas swasta, venture capital, dan real estate. Melalui Steven & Alexandra Cohen Foundation, filantropi fokus pada kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial.
6. Dell Technologies Family Office
Didirikan keluarga Michael Dell, pendiri Dell Technologies. Fokus pada investasi teknologi, venture capital, dan real estate. Melalui Michael & Susan Dell Foundation fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
7. Tata Sons Private Office
Didirikan keluarga Tata di India, yang memiliki Tata Group. Fokus pada investasi diversifikasi, manajemen bisnis, dan filantropi. Melalui Tata Trusts, mendukung pendidikan, kesehatan, dan pembangunan masyarakat.
Perkembangan UHNWI dan HNWI
Berdasarkan The Wealth Report (TWR) 2024 yang dirilis Knight Frank, yang mengulas tren pertumbuhan crazy rich di dunia. Populasi individu super kaya di Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 38,3% sepanjang 2023-2028.
Menurut Knight Frank, High Net Worth Individuals (HNWI) adalah orang yang memiliki kekayaan bersih minimal USD1 juta (setara dengan Rp15 miliar) dan orang-orang yang tergolong dalam Ultra High Net Worth Individuals (UHNWI) adalah orang yang memiliki kekayaan minimal USD30 juta (Rp450 miliar).
Secara jumlah, HNWI di Indonesia pada tahun 2020 ada sebanyak 86.651 orang dan diprediksi akan mengalami peningkatan sebanyak 63% pada tahun 2026 menjadi 134.015 orang. Sedangkan jumlah UHNWI di Indonesia pada tahun 2020-2021 mengalami peningkatan sebanyak 1% menjadi 1.403 orang dan diprediksi akan mengalami peningkatan sebanyak 29% pada tahun 2026 menjadi 1.810 orang.
TWR menggambarkan pertumbuhan Ultra High Net Worth Individual (UHNWI) atau individu berkekayaan sangat tinggi dan High Net Worth Individual (HNWI) atau individu berkekayaan tinggi Indonesia di tahun 2023 sama dengan rerata global (4,2%). Namun, untuk 5 tahun kedepan diperkirakan pertumbuhan crazy Rich (UHNWI dan HNWI) di Indonesia berada diatas rerata global (34% dari 28%).
Diproyeksikan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal akan terus meningkat. Dari perhitungan belum lama ini, ada sekitar USD11,7 triliun dana kelolaan family office di dunia.
Namun penerapannya di Indonesia tidak lepas dari hambatan, tantangan dan resiko yang mungkin muncul, ada berbagai aspek yang menjadi tantangannya.
Singapura berhasil menarik banyak family office dengan regulasi ramah pajak dan infrastruktur keuangan yang canggih, namun terkena skandal pencucian uang yang melibatkan enam family office senilai USD2,2 miliar.
Sementara di Rusia, banyak oligarki disana yang menggunakan family office untuk menghindari tindakan hukum domestik dan internasional, menciptakan ketidakadilan hukum dan merusak integritas sistem hukum.
Skema family office di Indonesia sudah menjadi pembahasan dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi minggu lalu di Istana Kepresidenan Jakarta. Menurut Luhut, meskipun Indonesia punya potensi untuk membentuk Wealth Management Consulting (WMC), ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memaksimalkan peluang dari pengembangannya.
Perlu diketahui, WMC dan family office adalah dua entitas yang sering dikaitkan dengan manajemen kekayaan individu dan keluarga, terutama mereka yang memiliki aset signifikan. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu klien mengelola dan mengembangkan kekayaan mereka.
Untuk itu, lintas kementerian/lembaga perlu merumuskan beberapa hal untuk pengembangan ekosistem WMC di tanah air, seperti perancangan sistem perpajakan dan regulasi yang mendukung untuk aset asing, stabilitas dan kondusifitas politik dan pemerintahan, penyedia jasa manajemen aset, serta lingkungan bisnis yang mendukung.
Salah satu tindak lanjut yang perlu diperbaiki dalam mewujudkan potensi family office di tanah air, pemerintah akan perbaiki insentif pajak menimbulkan berbagai dilema dan tantangan yang perlu ditangani dengan hati-hati oleh pemerintah. Ini mencakup isu keadilan pajak, risiko penghindaran pajak, peningkatan kompetisi antar negara, efektivitas insentif, transparansi, konsentrasi kekayaan, implikasi politik, dan adaptasi terhadap perubahan kebijakan.
Sistem finansial family office harus disesuaikan dengan kebutuhan unik dan kompleks dari keluarga yang dilayani, meliputi manajemen portofolio investasi, akuntansi, pajak, risiko, aset, perencanaan keuangan, filantropi, keamanan data, dan integrasi teknologi. Kerangka hukum untuk memastikan operasi yang efisien, aman, dan sesuai dengan peraturan. Dengan mengadopsi kerangka hukum yang fleksibel dan responsif, family office dapat melindungi kekayaan keluarga dan memastikan kesinambungan operasional di tengah kompleksitas regulasi global.
Namun demikian, untuk memastikan bahwa manfaat ini dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, penting bagi family office untuk beroperasi dengan transparan, mematuhi standar etika yang tinggi, dan berpartisipasi aktif dalam inisiatif pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan pendekatan yang tepat, family office memiliki potensi untuk menjadi motor pertumbuhan yang signifikan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Kita lihat perkembangannya…