(Vibizmedia-Kolom) Perusahaan induk Jepang dari jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam, 7-Eleven, mengonfirmasi baru-baru ini, pihaknya telah menerima proposal akuisisi dari saingannya, Alimentation Couche-Tard (ACT), atau yang dikenal dengan merek Circle K, perusahaan ritel besar yang berbasis di Laval, Quebec, Kanada.
Jika proposal tersebut disetujui, akan menjadi pengambilalihan asing terbesar atas perusahaan tercatat di Jepang. Sebab 7-Eleven belum pernah dibeli oleh perusahaan asing. Secara historis, justru lebih cenderung membeli perusahaan asing.
Berdasarkan informasi yang berasal dari situs Seven & i Holdings Co., mengungkapkan bahwa proposal tersebut adalah untuk mengakuisisi seluruh saham beredar perusahaan tersebut, yang dapat mengarah pada merger perusahaan dengan lebih dari 85 ribu toko kelontong serba ada 7-Eleven di seluruh dunia.
Sejarah Panjang
Selama hampir satu abad sejarahnya, 7-Eleven merupakan merek Amerika Serikat (AS) yang di dirikan pertama kali di Dallas, pada tahun 1927. Berawal dari Southland Ice Company, sebuah perusahaan es di Texas, Amerika Serikat. Di tahun tersebut, seorang karyawan bernama Joe C. Thompson memulai eksperimen dengan menjual susu, roti, dan telur di salah satu lokasi perusahaan es tersebut. Penjualan produk-produk ini menjadi populer karena masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok mereka di satu tempat yang nyaman.
7-Eleven terus berkembang, memperkenalkan konsep waralaba (franchise) dan mulai membuka toko-toko di luar Texas sejak tahun 1950-an. Pada tahun 1973, 7-Eleven didirikan di Jepang sebagai bagian dari perjanjian dengan Southland Corporation dan menjadi sangat sukses di pasar Jepang. Pada tahun berikutnya, 7-Eleven membuka toko internasional pertamanya di Kanada dan ini menandai ekspansi global yang agresif.
Dalam bendera Seven & i Holdings Co., pada tahun 2005, 7-Eleven Jepang dan perusahaan induknya di reorganisasi untuk mengambil kendali penuh atas 7-Eleven, Inc di Amerika Serikat.
Perkembangannya
Adapun 7-Eleven adalah jaringan toko kelontong terbesar di dunia, dengan 85 ribu gerai di 20 negara dan teritori. Lebih dari 22 ribu berada di Jepang, sementara 10 ribu lainnya ada di AS dan sisanya dinegara-negara lain.
Salah satu alasan kesuksesan global 7-Eleven adalah model bisnis mereka yang fleksibel, memungkinkan adaptasi dengan kebutuhan dan preferensi lokal di berbagai negara. Misalnya, di Jepang, mereka menawarkan berbagai produk yang sangat sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen lokal, termasuk makanan siap saji yang sangat populer seperti onigiri, bento, dan makanan ringan lainnya.
Sukses dalam ‘menjual’ dirinya sebagai tempat alternatif untuk makanan cepat saji dengan harga murah, lezat, dan dalam jumlah banyak seperti halnya di Jepang dan Thailand.
Rencana Akuisisi
Alimentation Couche-Tard (dalam bahasa Prancis berarti “toko malam”) merupakan jaringan toko serba ada asal Kanada, didirikan oleh Alain Bouchard yang berfokus di wilayah Laval, Quebec.
Seiring waktu, Couche-Tard memperluas operasinya secara agresif melalui akuisisi berbagai jaringan toko serba ada di Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 2003, Couche-Tard melakukan langkah besar dengan mengakuisisi jaringan toko Circle K yang berbasis di Amerika Serikat dari ConocoPhillips. Akuisisi ini mengubah Couche-Tard menjadi salah satu operator toko serba ada terbesar di Amerika Utara.
Dengan mempertahankan merek Circle K karena popularitasnya di Amerika Serikat dan menggunakannya sebagai platform untuk ekspansi internasional. Hingga saat ini, Circle K telah hadir di 31 negara dan teritori dan hampir memiliki 31 ribu gerai, termasuk Eropa dan Asia, dengan ribuan lokasi yang dioperasikan langsung atau melalui waralaba.
Nilai perusahaan Seven & I Holdings melonjak lebih dari USD30 miliar atau setara Rp465 triliun sebelum isu pengambilalihan ini muncul.
Perubahan yang Akan Terjadi
Kombinasi dari dua jaringan yang sudah mapan ini bisa menciptakan dominasi pasar di banyak negara, membuat mereka lebih unggul dalam negosiasi dengan pemasok dan lebih efisien. Konsumen akan melihat lebih banyak keseragaman dalam pilihan produk, promosi, dan layanan di toko-toko yang dulunya terpisah. Secara keseluruhan, penggabungan ini berpotensi mengubah lanskap convenience store secara signifikan.
Kesimpulan
Jika penggabungan dua ritel convenience store terbesar di dunia ini terjadi, akan menjadi langkah besar dalam industri ritel. Terciptanya entitas yang sangat dominan dalam pasar convenience store, terutama di wilayah 7-Eleven dan Circle K tersebut hadir. Tapi di sisi lain, penggabungan juga bisa mengurangi persaingan dan akibatnya mengurangi pilihan konsumen dan kehilangan keragaman dalam produk dan layanan yang ditawarkan. Kekhawatiran potensi monopoli menjadi tantangan dari regulator. Meski secara global, mampu perkuat posisi perusahaan dengan penetrasi ke negara-negara berkembang dimana convenience store masih tumbuh.