(Vibizmedia – Jakarta) Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono, memberikan dukungan penuh terhadap upaya revitalisasi industri pupuk yang dijalankan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero). Revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksi serta menghasilkan pupuk dengan kualitas yang lebih baik. Dukungan tersebut disampaikan oleh Sudaryono saat mengunjungi Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang, Sumatera Selatan, pada Kamis, 22 Agustus 2024.
Ia mengungkapkan harapannya bahwa perbaikan alat-alat produksi akan meningkatkan efisiensi operasional dan menghasilkan pupuk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan efisiensi yang lebih baik, harga pokok produksi pupuk diharapkan akan menurun, sehingga memberikan manfaat lebih besar bagi konsumen.
Sudaryono juga menekankan bahwa ketersediaan pupuk yang berkualitas dari pabrik modern dan efisien sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Apalagi, pemerintah telah menambah alokasi pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton pada alokasi awal 2024 menjadi 9,55 juta ton, serta memperbaiki sistem pengairan sawah tadah hujan dengan menyediakan 64.000 pompa di seluruh Indonesia, sehingga memungkinkan petani untuk menanam lebih dari satu kali dalam setahun.
Sudaryono mencatat bahwa jumlah pupuk pada tahun 2024 lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, dan stok pupuk relatif stabil serta aman, dengan banyak pupuk yang tersedia di pengecer namun belum terserap.
Direktur Produksi Pupuk Indonesia, Bob Indiarto, menyambut positif dukungan dari Wamentan dalam upaya revitalisasi industri pupuk di Indonesia. Bob menjelaskan bahwa langkah revitalisasi ini sejalan dengan program peningkatan produktivitas pertanian nasional, yang didukung oleh komitmen Pupuk Indonesia untuk menjaga ketersediaan stok sesuai dengan regulasi.
Secara nasional, pada 21 Agustus 2024, Pupuk Indonesia memiliki stok sebanyak 1.220.283 ton, terdiri dari Urea 683.930 ton, NPK Phonska 522.501 ton, dan NPK Formula Kakao 13.852 ton. Jumlah ini jauh melebihi ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah sebesar 363.190 ton atau sekitar 263 persen.
Bob juga menambahkan bahwa di Sumatera Selatan, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 20.796 ton, yang terdiri dari Urea 10.395 ton, NPK Phonska 10.393 ton, dan NPK Formula Kakao 8 ton. Ketersediaan stok ini setara dengan 179 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah.
Untuk mendukung penyaluran pupuk bersubsidi di Sumatera Selatan, Pupuk Indonesia telah menyiapkan sembilan gudang Lini III, 40 distributor, dan 526 kios resmi, serta menugaskan 32 petugas lapangan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran.
Bob juga menjelaskan bahwa penebusan pupuk bersubsidi saat ini menjadi lebih mudah dengan penerapan aplikasi i-Pubers di kios-kios, di mana petani hanya perlu membawa KTP untuk melakukan penebusan. Pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi juga diperketat, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024.
Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria tertentu, termasuk tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), dan menggarap lahan maksimal dua hektare. Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk dibatasi pada sembilan komoditas, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
Dengan stok pupuk yang melebihi ketentuan minimum, Pupuk Indonesia menyatakan siap memenuhi kebutuhan pupuk dalam rangka program peningkatan produktivitas pertanian.