(Vibizmedia – Nasional) Pemerintah menyebut dua investor asing siap menanamkan modalnya di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Hal ini ditandai dengan adanya groundbreaking yang akan dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 19-20 September mendatang.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Hasbi menyebut bahwa peletakan batu pertama atau groundbreaking yang akan dilakukan di IKN tersebut merupakan yang ke-8. Di antara itu ada dua groundbreaking yang investasi asing, satu dari China dan Australia.
Menurutnya, dengan adanya investasi yang murni dari asing, bukan gabungan dengan investor domestik tersebut menandakan adanya kepercayaan pihak swasta, terutama investor asing yang mulai terlihat wujudnya.
“Kita harus paham, mulai dari letter of intent (LOI, MoU), kontrak sampai groundbreaking itu butuh waktu. Jadi bukan berarti hari ini sudah ada LOI, kemudian tiba-tiba besok ada groundbreaking kan prosesnya panjang. Jadi di antara proses yang panjang itu nanti sudah ada dua investasi asing yang akan groundbreaking di IKN, sudah mulai kelihatan wujudnya,” katanya.
Plt Wakil Kepala Otorita IKN Raja Juli Antoni mengatakan, groundbreaking yang akan dilakukan dalam waktu dekat mencapai enam hingga delapan groundbreaking. Dua di antaranya adalah dari investor asing.
“Pertama dari Delonix (perusahaan China -red) yang akan membangun mal, hotel, apartemen juga pusat perbelanjaan, total investasi sekitar Rp500 miliar, kedua dari Australian Independent School yang juga akan membangun sekolah dan total investasi tahap awal sebesar Rp150 miliar. Jadi in total sekarang sudah ada tujuh kali groundbreaking, berikut ke-8. Dan telah ada 31 investor yang masuk dengan total investasi Rp56,8 triliun,” ungkap Raja Juli.
Sampai saat ini masih terdapat 61 letter of intent (LOI) dengan kisaran nilai investasi sebesar Rp80,4 triliun. Ia menjelaskan, minat investasi yang paling besar berasal dari investasi langsung yang mencapai Rp49,2 triliun, dan ada juga yang berasal dari Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“LoI (letter of intent) yang sedang dibahas itu totalnya Rp80,4 triliun. Itu terdiri dari direct investment yaitu Rp49,3 triliun dan kemudian ada yang bentuk PPP (Public Private Partnership) atau KPBU itu sebesar Rp30,9 triliun termasuk di antaranya ada (investor) asing sekitar Rp21,41 triliun,” jelasnya.
Beberapa ekonom memproyeksikan potensi untuk berinvestasi di calon ibu kota negara Republik Indonesia ini masih terbuka, tetapi akan cenderung berjalan lambat.