Prospek Pengembangan Sistem Transportasi Kota di Indonesia Dibandingkan Asia Tenggara

0
2393
Kereta MRT Jakarta (Foto: Wikipedia)

(Vibizmedia – Kolom) Prospek sistem transportasi Indonesia di masa depan terlihat menjanjikan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Beberapa faktor kunci dapat mempengaruhi perkembangan ini, baik dari segi proyek infrastruktur yang sedang dibangun, komitmen terhadap keberlanjutan, maupun tantangan yang masih dihadapi.

  1. Peningkatan Infrastruktur Transportasi
  • Pemerintah Indonesia, khususnya di Jakarta, tengah giat memperluas infrastruktur transportasi publik. Proyek besar seperti MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit) yang mulai dioperasikan pada tahun-tahun terakhir diharapkan dapat mencakup lebih banyak wilayah di ibu kota dan sekitarnya. Fase kedua MRT Jakarta sedang dalam pembangunan dan direncanakan akan selesai pada 2024. Selain itu, kota-kota lain seperti Bandung, Surabaya, dan Medan juga mempertimbangkan pengembangan transportasi berbasis rel.
  • Sementara negara-negara seperti Singapura dan Malaysia sudah memiliki sistem MRT/LRT yang mapan, namun Indonesia memiliki potensi untuk menyusul dalam jangka panjang dengan peningkatan yang sedang berlangsung. Jika perluasan sistem MRT dan LRT di Indonesia berjalan sesuai rencana, cakupan transportasi di kota-kota besar Indonesia bisa meningkat secara signifikan.
  1. Penggunaan Teknologi dan Integrasi Sistem
  • Indonesia  mulai mengintegrasikan teknologi dalam transportasi umum, seperti penggunaan JakLingko untuk integrasi pembayaran pada beberapa moda transportasi. Selain itu, upaya untuk meningkatkan informasi real-time melalui aplikasi seperti MRT Jakarta dan TransJakarta menunjukkan komitmen pada peningkatan pengalaman pengguna. Teknologi ini diharapkan terus berkembang, dengan lebih banyak konektivitas dan efisiensi.
  • Sedangkan Singapura tetap menjadi yang terdepan dalam hal penggunaan teknologi dalam sistem transportasi. Negara ini menggunakan teknologi pintar seperti ERP (Electronic Road Pricing) untuk mengatur lalu lintas dan mengintegrasikan berbagai moda transportasi dengan mudah. Namun, jika Indonesia terus memperluas penggunaan teknologi cerdas dalam sistem transportasinya, negara ini dapat menyusul dalam hal efisiensi dan kenyamanan.
  1. Keberlanjutan dan Transportasi Ramah Lingkungan
  • Untuk mengurangi emisi karbon, Jakarta telah memulai inisiatif seperti pengenalan bus listrik di armada TransJakarta. Program ini bertujuan untuk mendukung transportasi ramah lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan transportasi umum di kota.
  • Sementara itu Singapura sudah memimpin dalam hal keberlanjutan dengan program transportasi ramah lingkungan yang lebih mapan, termasuk penerapan bus listrik dan kebijakan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Bangkok dan Kuala Lumpur juga mulai memperkenalkan inisiatif serupa, tetapi Indonesia menunjukkan upaya yang signifikan untuk bersaing dalam bidang ini, khususnya di kota-kota besar.
  1. Peluang Pengembangan Transportasi di Kota-kota Lain
  • Sementara Jakarta menjadi pusat perhatian utama, ada dorongan untuk memperbaiki transportasi umum di kota-kota lain seperti Bandung, Surabaya, dan Medan. Pemerintah merencanakan pengembangan BRT (Bus Rapid Transit) di kota-kota ini, serta memperluas jaringan KRL ke kota-kota satelit di sekitar Jakarta.
  • Sedangkan kota-kota besar di negara lain seperti Kuala Lumpur, Bangkok, dan Manila sudah memiliki jaringan transportasi umum yang lebih baik di beberapa kota besar mereka, tetapi kota-kota menengah di Indonesia mulai mengejar dengan pengembangan sistem BRT dan LRT.
  1. Tantangan yang Masih Dihadapi
  • Kemacetan lalu lintas tetap menjadi salah satu tantangan utama di kota-kota besar Indonesia, terutama di Jakarta. Meski transportasi umum semakin berkembang, tingginya penggunaan kendaraan pribadi masih menjadi hambatan. Program ganjil-genap sudah diberlakukan, tetapi solusi jangka panjang memerlukan kebijakan transportasi yang lebih komprehensif.
  • Sementara itu Bangkok dan Manila juga mengalami masalah serupa dengan kemacetan parah. Tetapi Singapura berhasil mengatasinya dengan kebijakan ERP dan transportasi yang efisien. Jika Indonesia dapat menerapkan kebijakan yang lebih agresif dalam mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, prospek untuk mengurangi kemacetan akan lebih cerah.

Kesimpulan:

Prospek sistem transportasi Indonesia, terutama di kota-kota besar, terlihat cerah dengan proyek infrastruktur besar yang sedang berjalan dan peningkatan dalam penggunaan teknologi dan transportasi ramah lingkungan. Meskipun Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara seperti Singapura dan Malaysia, langkah-langkah yang diambil pemerintah menunjukkan potensi yang besar untuk bersaing dalam jangka panjang. Pengembangan transportasi di luar Jakarta dan adopsi teknologi baru juga akan menjadi faktor penting dalam meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.