Gamelan Jembatani Hubungan Antarbangsa

0
514
Ensambel gamelan Jawa dari "Friends of the Gamelan" (Foto courtesy: Ivan Indrautama/ VOA Indonesia)

(Vibizmedia – Gaya Hidup) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Chicago bekerja sama dengan Field Museum dan Friends of Gamelan, mempersembahkan konser gamelan beberapa waktu lalu. Konser tersebut diberi tema Harmonious Tapestry of Indonesian Gamelan, Bridging Nations in Celebration of Indonesia-U.S. Relationship. (“Rangkaian Harmoni Gamelan Indonesia, Menjembatani Kedua Bangsa dalam Perayaan Hubungan Indonesia-AS”).

Gending Ladrang Babar Layar mengalun merdu bukan dari konservatori di tanah Jawa, melainkan dari Main Hall (Aula Utama) Field Museum di kota Chicago, Illinois, AS pada tanggal 27 Oktober lalu. Selain serangkaian gending-gending Jawa, konser itu juga menampilkan ensambel gamelan Bali dengan sederet lagu, termasuk lagu Hujan Mas yang dimainkan pada gamelan gong Kebyar.

Perayaan 75 Tahun Hubungan Bilateral RI-AS

Konser gamelan Jawa dan gamelan Bali yang memanjakan telinga dan indera artistik para penonton itu menyoroti ikatan budaya Indonesia-AS, dan diselenggarakan sebagai bagian dalam perayaan 75 tahun hubungan bilateral kedua negara. Alunan musik gamelan itu bisa dinikmati penonton berkat kolaborasi antara para pengrawit dari Friends of the Gamelan (FROG) Chicago dan para pemain Indonesia, utamanya dari KJRI Chicago. Permainan yang memukau oleh para pengrawit pada konser itu juga mengiringi gerakan indah para penari yang membawakan tari Bali dan Jawa.

Friends of the Gamelan atau “Sahabat Gamelan” didirikan pada tahun 1980 sebagai ensambel komunitas gamelan Jawa dengan tujuan memberikan pengajaran dan pertunjukan musik gamelan. Ensambel tari dan musik gamelan Bali, Chicago Balinese Gamelan, didirikan pada tahun 2017. Pada tahun 2023, kedua grup tersebut bergabung.

Pentas tari dan musik gamelan di Chicago ini tepat karena di kota ini pula musik gamelan pertama kali diperkenalkan di bumi Amerika, tepatnya pada perhelatan World’s Fair (“Pameran Dunia”) tahun 1893. Konon, gamelan yang dipamerkan hampir 132 tahun lalu itu hingga kini masih tersimpan di Field Museum.

Dua sosok utama dalam konser di Chicago tersebut adalah Alex Yoffe, pakar gamelan Jawa, tetapi lancar memainkan gamelan Bali, dan Claire Fassnacht, penari dan musisi gamelan Bali yang juga menguasai permainan gamelan Jawa. Mereka aktif dalam kepengurusan dan kegiatan FROG: Alex sebagai pimpinan dan Claire sebagai direktur artistik.

Kisah kedua insan ini terkait erat dengan pendalaman budaya dan gairah untuk meresapinya, serta misi bersama untuk turut membina hubungan antara Indonesia dan AS.

Claire belajar dan mementaskan gamelan dan tari sejak 2010, mulanya dengan bimbingan I Dewa Ketut Alit Adnyana ketika ia menjadi mahasiswa di Lawrence University di Appleton, Wisconsin. Pada 2015, ia memperoleh Dharmasiswa, beasiswa satu tahun yang disponsori oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, setelah belajar di konservatori musik dan tari di Institut Seni Indonesia, Denpasar, Bali.

Claire mendirikan ansambel Chicago Balinese Gamelan dan dengan bimbingan Nyoman Mahartayasa dan I Ketut Gede Asnawa, grup ini berkembang pesat. Claire sendiri telah mementaskan musik dan tari Bali dan Jawa di seluruh AS.

Alex adalah seorang musisi dan guru gamelan Jawa yang menyelesaikan gelarnya dalam komposisi musik di Perguruan Tinggi Seni Pertunjukan Chicago (Chicago College of Performing Arts/CCPA) di Roosevelt University in Chicago, Illinois. Ia melanjutkan studi gamelan secara intensif di Institut Seni Indonesia di Surakarta (ISI Surakarta), setelah mendapat beasiswa Dharmasiswa yang sepenuhnya didanai oleh pemerintah Indonesia.

Alex telah tampil dan mengajar gamelan di seluruh AS, termasuk bersama Gamelan Laras Tentrem (Boston), Gamelan Kusuma Laras (Kota New York), Gamelan Sari Raras Irama (Buffalo, New York), serta di sejumlah universitas dan perguruan tinggi lainnya di AS.

Jalan hidup Alex dan Claire bertemu melalui bentuk seni yang di Amerika boleh dikatakan tidak biasa namun memikat: musik gamelan. Alex, seorang pemain perkusi, memimpin Friends of the Gamelan. Claire, istrinya, bekerja di Museum Seni terkemuka di Chicago. Bersama-sama, mereka telah menemukan harmoni lintas budaya dan mengabdikan hidup untuk memperkenalkan kerumitan ritme dan suara gamelan yang memikat kepada khalayak Amerika.

Sumber: voaindonesia.com