(Vibizmedia – Jakarta) Dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa (7/1/2025), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan bahwa hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menunjukkan stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga meskipun perekonomian global dan domestik menghadapi berbagai dinamika.
Mahendra menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi global saat ini masih terbatas, dengan mayoritas data ekonomi negara-negara utama menunjukkan hasil di bawah ekspektasi, meskipun inflasi tetap persisten. Kondisi ini menyebabkan bank sentral global cenderung mengambil sikap yang lebih netral, meskipun sebagian besar telah menurunkan suku bunga kebijakan dalam dua bulan terakhir.
Ia juga menyoroti bahwa perekonomian Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan yang solid, terutama dalam data ketenagakerjaan, meskipun inflasi masih relatif tinggi. The Fed telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Desember 2024, tetapi memberikan sinyal bahwa kebijakan suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama. Penurunan Fed Fund Rate (FFR) tahun 2025 diproyeksikan hanya sebesar 50 basis poin, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya yang mencapai 75-100 basis poin. Selain itu, kebijakan Presiden Trump juga dinilai turut meningkatkan volatilitas pasar keuangan.
Sementara itu, di Tiongkok, Mahendra mencatat bahwa pemulihan di sisi pasokan mulai terlihat, meskipun permintaan domestik masih belum menunjukkan perbaikan signifikan. Data indeks harga konsumen (CPI) terus mencatat tren disinflasi, ekspor mengalami kontraksi, tetapi Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur sudah berada di zona ekspansi.
Untuk kondisi domestik, Mahendra menegaskan bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil. Inflasi headline (CPI) menurun menjadi 1,55 persen secara tahunan, meskipun inflasi inti meningkat ke level 2,26 persen. Surplus neraca perdagangan juga terus berlanjut, diiringi dengan peningkatan PMI Manufaktur yang menunjukkan perbaikan kinerja sektor industri.