
(Vibizmedia – Economy & Business) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang solid sebesar 4,95 persen (yoy) pada triwulan III-2024.
Hal ini mencerminkan Indonesia memiliki ketahanan dan daya saing ekonomi. Data menunjukkan bahwa indikator sektor riil, di antaranya PMI Manufaktur tetap ekspansif di level 51,2. Permintaan domestik kuat dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga terus optimis yakni pada Desember 2024 adalah 127,7. Sedangkan Indeks Penjualan Riil (IPR) juga tumbuh positif.
“Ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 5,1 persen, kita akan menunggu rilis dari BPS pada Februari nanti. Pemerintah yakin dengan berbagai kebijakan jelang Natal dan Tahun Baru lalu seperti program mudik gratis, diskon harga tiket pesawat, Harbolnas (transaksi mencapai Rp31 triliun), program BINA (transaksi mencapai Rp25,4 triliun), dan EPIC Sale (transaksi mencapai Rp14,9 triliun), ekonomi di Kuartal IV terdorong dan target pertumbuhan akan dapat tercapai,” jelas Airlangga Hartarto, dalam acara MNC Economic Outlook 2025, di Jakarta, Senin (13/1/2025).
Untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tetap bagus, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai Paket Stimulus Ekonomi yang dirilis di akhir 2024 lalu, seperti bantuan pangan/beras, diskon listrik 50 persen untuk 2 bulan, PPN DTP properti dan otomotif, serta insentif PPh Pasal 21 DTP untuk sektor padat karya.
“Salah satu modal yang dimiliki Indonesia adalah potensi kelas menengah yang besar, sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Jumlah kelas menengah Indonesia sangat signifikan, dengan proporsi mencapai 66,35 persen dari total penduduk. Jadi, Pemerintah secara konsisten memberi dukungan untuk kelas menengah melalui berbagai program seperti subsidi, insentif pajak, dukungan akses pembiayaan usaha, serta peningkatan kapasitas SDM,” tutur Menko Airlangga.
Hilirisasi juga menjadi langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Kita juga memiliki potensi besar dalam mendorong hilirisasi di berbagai sektor. Contohnya, yang terjadi pada KEK seperti Gresik, Kendal, dan Galang Batang yang telah menunjukkan dampak nyata peningkatan nilai tambah ekonomi. Hilirisasi bukan hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga memperkuat daya saing di pasar global,” kata Menko Airlangga.
Untuk mencapai target pertumbuhan melalui investasi, Pemerintah juga memperhatikan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Pemerintah juga terus berupaya membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mendorong pusat ekonomi.
Selama 2024, KEK telah berhasil menghimpun investasi sebesar Rp82,6 triliun dan juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 42.930 orang. Secara kumulatif mulai dari 2012 hingga 2024, KEK telah mencatat capaian investasi sebesar Rp256,7 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 156.208 orang dan melibatkan sebanyak 394 pelaku usaha.
Program pembiayaan untuk sektor produktif akan dilanjutkan juga di 2025. Untuk pembiayaan UMKM melalui program KUR. Sepanjang 2024 terealisasi sebesar Rp282,44 triliun atau 100,87% dari target 2024 sebesar Rp280 triliun, dan diberikan kepada 4,95 juta debitur.
“KEK akan menjadi pusat pengembangan sektor strategis termasuk untuk peningkatan transformasi digital dan sumber daya manusia. Dan, penyaluran KUR tentu saja akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan sektor produksi,” ujar Menko Airlangga.