(Vibizmedia – IDX) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam perdagangan bursa saham, penutupan Senin sore ini (28/4), terpantau menguat 44,051 poin (0,66%) ke level 6722,966 setelah dibuka naik ke level 6.711,861.
IHSG bergerak rally ke level hampir 9 minggu tertingginya, sementara bursa kawasan Asia sore ini umumnya mixed bias positif di antara rencana program stimulus China dan negosiasi tariff dengan AS, sambil mencermati Wall Street yang berakhir pekan dalam gain kembali.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah 0,20% atau 33 poin ke level Rp 16.857, dengan dollar AS di pasar uang Asia melandai setelah menguat terbatas di sesi global sebelumnya; bertahan di bawah 1,5 minggu tertingginya di tengah indikasi mencairnya tensi tariff AS – China.
Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 16.824, serta terpantau terkoreksi dari rebound sebelumnya.
Mengawali perdagangannya, IHSG menguat 32,946 poin (0,49%) ke level 6.711,861. Sedangkan indeks LQ45 naik 5,130 poin (0,68%) ke level 755,150. Siang ini IHSG menguat 45,553 poin (0,68%) ke level 6.724,468. Sementara LQ45 terlihat naik 0,35% atau 2,660 poin ke level 752,150.
IHSG kemudian melandai dan ditutup menguat 44,051 poin (0,66%) ke level 6722,966, sedangkan LQ45 naik 3,700 poin (0,49%) ke level 753,720. Tercatat saat ini sebanyak 379 saham naik, 221 saham turun dan 209 saham stagnan.
Sementara itu, bursa regional sore ini bias positif, di antaranya Nikkei yang menanjak 0,38%, dan Hang Seng yang turun tipis 0,04%.
Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini rally ke 2 bulan lebih terkuatnya, sementara bursa kawasan Asia sore ini umumnya mixed menguat di antara rencana program stimulus China.
Berikutnya IHSG kemungkinan bias positif secara lebih terbatas, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 6.819 dan 6.909. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.373, dan bila tembus ke level 6.148.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group