
(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 18 kejadian bencana terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam terakhir, terhitung sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB. Dari jumlah tersebut, delapan di antaranya berdampak signifikan terhadap masyarakat, termasuk dua kejadian baru dan enam pembaruan dari kejadian sebelumnya.
Kejadian baru pertama adalah banjir rob di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang berdampak pada sekitar 8.800 jiwa dengan 2.200 rumah terendam. Meski belum ada status darurat yang ditetapkan, genangan air mulai surut.
Kejadian baru kedua terjadi di Kabupaten Mesuji, Lampung, di mana banjir mengakibatkan 50 kepala keluarga terdampak. Wilayah ini masih berstatus Siaga Darurat sejak awal tahun dan permukiman serta lahan pertanian masih tergenang.
Enam kejadian lainnya merupakan pembaruan dari bencana sebelumnya, termasuk banjir di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, yang memengaruhi lebih dari 3.700 jiwa. Bencana ini telah berada dalam status Tanggap Darurat sejak 19 Juni 2025. Di wilayah yang sama, tanah longsor menewaskan tiga orang dan empat lainnya masih hilang. Proses pencarian masih berlangsung meski mengalami hambatan teknis.
Di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, banjir menyebabkan satu korban jiwa dan satu warga luka akibat tersengat listrik. Sebanyak 3.720 kepala keluarga terdampak, dan 4.418 rumah terendam. Status Tanggap Darurat masih berlaku hingga 7 Juli 2025.
Longsor di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, berdampak pada 1.437 jiwa. Sebanyak 549 orang mengungsi dan ruas jalan Toi–Nifuleo mengalami patahan sedalam hingga 80 cm akibat pergerakan tanah yang masih berlangsung meski status darurat telah berakhir.
Banjir besar di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, menjadi salah satu kejadian dengan dampak luas, memengaruhi lebih dari 31.000 jiwa dan merendam lebih dari 9.000 rumah. Meski masih berstatus Tanggap Darurat hingga 3 Juli, situasi mulai terkendali.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Lahan seluas lima hektar terbakar dan beberapa titik api masih aktif, dengan upaya pemadaman yang terus dilakukan oleh satuan tugas gabungan.
BNPB juga memperingatkan bahwa dalam dua hari ke depan, wilayah Indonesia akan dipengaruhi dinamika atmosfer aktif yang berpotensi menimbulkan hujan lebat, petir, dan angin kencang. Wilayah yang perlu diwaspadai antara lain Sumatera bagian tengah dan selatan, Kalimantan, Sulawesi tengah dan selatan, serta pesisir selatan Jawa.
Potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor meningkat, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi dan kondisi tanah labil. Banjir rob di wilayah pesisir juga masih mungkin terjadi karena pasang maksimum.
Sebaliknya, sejumlah wilayah seperti Sumatera Barat dan Kalimantan bagian tengah berisiko mengalami karhutla akibat suhu tinggi dan minim curah hujan.
BNPB mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca dari BMKG dan mengikuti arahan dari BPBD setempat. Pemerintah daerah diminta untuk mengaktifkan sistem peringatan dini dan memperkuat kesiapsiagaan di wilayah rawan bencana.
Upaya penanganan darurat terus dilakukan oleh tim gabungan di lapangan, termasuk evakuasi, distribusi bantuan logistik, asesmen kerusakan, serta pencarian dan penyelamatan korban.