Mengenal dan Mengatasi Coronasomnia

0
768
Ilustrasi Coronasomnia (Foto: Pexels)
Ilustrasi Coronasomnia (Foto: Pexels)

(Vibizmedia – Gaya Hidup) Pandemi Covid-19 telah membuat kebiasaan banyak orang menjadi berubah. Seperti yang dilansir dalam Sleep Foundation mencatat bahwa adanya kasus yang meningkat pada insomnia dan gangguan kesehatan mental. Sekitar 24% orang mengalami insomnia sebelum pandemi, meningkat 40% setelah pandemi Covid-19 melanda. Dibandingkan tahun 2019, gejala kecemasan yang dialami naik hingga tiga kali lipat, sedangkan depresi naik empat kali lipat.

Pandemi ini tidak hanya mengganggu kesehatan tubuh secara fisik, tapi juga psikis. Coronasomnia ini berkaitan dengan kurangnya kuantitas dan kualitas jam tidur, pemicunya terjadi karena akibat stres selama pandemi.

Gangguan tidur yang dialami saat masa pandemi Covid-19 ini disebut dengan Coronasomnia atau covid-somnia. Ini masalah insomnia dan pola tidur lainnya yang dialami oleh banyak orang akibat pandemi Covid-19. Tandanya adalah meningkatnya kesulitan tidur nyenyak yang sering diikuti dengan kecemasan dan depresi. 

Berikut ini gejala Coronasomnia :

  1. Kesulitan tidur nyenyak. Bisa terbangun dalam beberapa jam sekali dan tidak bisa kembali tidur.
  2. Meningkatnya gejala stres, cemas, dan depresi.
  3. Jadwal tidur berubah karena sering terlambat dari kebiasaan sebelumnya.
  4. Kurangnya tidur di malam hari, sehingga lebih banyak tidur di siang hari. Sehingga kesulitan untuk fokus dan mood bisa tidak bagus seharian.

Untuk itu penting mengetahui penyebab dan cara mengatasi Coronasomnia. 

Penyebab Coronasomnia :

  • Adanya rasa kekuatiran dan kecemasan
    Banyak orang yang takut dan cemas akan tertular virus Corona. Masalah ekonomi yang tidak menentu juga menimbulkan kecemasan. Hal ini dapat membuat kesulitan tidur di masa pandemi.
  • Timbulnya Depresi
    Keterbatasan dalam pergerakan dan interaksi dengan sesasma selama pandemi ini membuat orang merasa kesepian. Sehingga menimbulkan depresi dan berdampak pada kurangnya waktu tidur.
  • Aktivitas Harian Berubah
    Work from home terkadang membuat kesulitan untuk membagi waktu antara bekerja dan beristirahat. Jam tidur yang berkurang inilah dapat memicu Coronasomnia.
  • Penggunaan Gadget Terlalu Lama
    Aktivitas di rumah membuat banyak orang beraktivitas dengan menggunakan perangkat elektronik. Melihat layar gadget dalam waktu lama, apalagi di malam hari, bisa memicu sulitnya tidur. Dikarenakan adanya cahaya biru dari layar gadget yang dapat menghentikan produksi melatonin (hormon tubuh yang membantu untuk bisa tidur).

Cara untuk mengatasi Coronasomnia :

  • Menetapkan jadwal kegiatan setiap hari.
  • Melakukan aktivitas yang menenangkan sebelum tidur (mendengarkan musik atau membaca buku).
  • Mematikan seluruh perangkat elektronik sebelum tidur.
  • Hindarilah untuk menonton yang dapat memicu rasa cemas.
  • Buatlah suasana yang nyaman di kamar sebelum tidur.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein sebelum tidur.

Tetaplah menjalani pola hidup yang sehat, konsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, berolahraga secara rutin meskipun berada di rumah. Coronasomnia yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental jangan dibiarkan begitu saja, konsultasikan ke psikiater atau psikolog apabila mengalami Coronasomnia agar dapat segera ditangani.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here