Presiden Prabowo: Sains dan Teknologi Jadi Senjata Perjuangan Bangsa

0
226
Sains
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato utama (keynote speech) dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) Tahun 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Provinsi Jawa Barat, pada Kamis, 7 Agustus 2025. FOTO: BIRO PERS SETPRES

(Vibizmedia-Nasional) Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato utama (keynote speech) dalam pembukaan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Provinsi Jawa Barat, Kamis (7/8). Acara strategis ini menjadi simbol komitmen pemerintah dalam menjadikan sains dan teknologi sebagai motor penggerak pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.

Konvensi berskala nasional ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dengan ITB, serta diselenggarakan sebagai bagian dari peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang jatuh pada 10 Agustus. KSTI 2025 akan berlangsung selama tiga hari dan menghadirkan ribuan peserta dari berbagai elemen penting di dunia riset, pendidikan tinggi, industri, serta kementerian dan lembaga negara.

Dalam laporannya kepada Presiden, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyebutkan bahwa konvensi ini merupakan inisiatif langsung dari Presiden Prabowo untuk mempertemukan kekuatan besar bangsa di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).

“Konvensi ini merupakan inisiatif Bapak Presiden untuk mempertemukan para peneliti dan guru besar bidang STEM, untuk menyamakan visi dan berkontribusi dalam memajukan bangsa. Dengan menghadirkan lebih dari dua ribu saintis, ini adalah momentum besar yang pertama kali dilakukan di Indonesia,” ujar Menteri Brian.

Ia juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menjadi Presiden aktif kedua yang mengunjungi ITB secara resmi setelah Presiden Soekarno.

Lebih lanjut, Menteri Brian menekankan pentingnya KSTI sebagai ruang strategis yang menyatukan kekuatan riset, inovasi industri, dan arah kebijakan nasional. “KSTI adalah wujud tekad kita bersama menjadikan sains dan teknologi sebagai salah satu senjata perjuangan bangsa,” tegasnya.

Konvensi ini diikuti oleh lebih dari 2.200 peserta, di antaranya:

– 1.066 peneliti unggul STEM dari seluruh Indonesia (berdasarkan indeks produktivitas tinggi)

– 401 rektor dan wakil rektor PTN-PTS serta perwakilan LLDIKTI

– 351 dosen STEM dari Jawa Barat dan Jakarta

– 171 mahasiswa doktoral

– 150 guru besar dan senat ITB

– 26 diaspora Indonesia

Perwakilan dari 18 kementerian/lembaga, 15 BUMN Danantara, dan 54 industri

Selama konvensi, pemerintah juga memanfaatkan momentum langka ini untuk menyusun peta jalan riset dan inovasi teknologi nasional. Agenda ini ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan penguatan SDM unggul berbasis penguasaan teknologi.

“Mumpung mereka sedang di sini, kita akan menyusun peta jalan riset dan inovasi teknologi nasional untuk memperkuat kemampuan bangsa dalam mengelola sumber daya strategis,” kata Menteri Brian.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, lebih dari 400 hasil riset unggulan dari berbagai perguruan tinggi dipamerkan dan dipertemukan langsung dengan industri serta kementerian terkait, sebagai bentuk nyata penguatan hilirisasi riset dan inovasi.

Acara pembukaan KSTI 2025 turut dihadiri oleh Peraih Nobel Fisika Prof. Konstantin Novoselov, jajaran menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, serta Rektor ITB Tatacipta Dirgantara selaku tuan rumah.

Dalam penutup laporannya, Menteri Brian menegaskan pentingnya momentum ini sebagai panggilan kolektif untuk membangun bangsa berbasis ilmu pengetahuan. “Ini adalah kesempatan besar bagi kita untuk bersama-sama memajukan bangsa, menguasai IPTEK, melahirkan SDM unggul, dan memikul tugas negara dengan kejujuran dan integritas,” katanya.